Susahnya Cari Kerja



Haloooooo.... ini dia curhatan seorang fresh graduate yang habis berperang di kota pahlawan. Ternyata nyari kerja itu susssaaaaaahhhhhh bangeeeett...
Oke, cerita kali ini akan diawali dengan berangkatnya aku dan dua teman seperjuanganku ke Surabaya tanggal 2 Oktober 2014. Beberapa minggu sebelum wisuda aku sudah mendapat informasi bahwa akan ada Jobfair di UPN tanggal 3-4 Oktober 2014. Informasi akurat ini aku peroleh dari website Surabaya jobfair. So, tanggal 2 Oktober kami bertiga berangkat dengan naik kereta Logawa ke kota pahlawan tersebut. Sampai di sana kami menginap di kos temanku, Winarti. Lalu keesokan harinya barulah kami mendatangi kampus UPN. Tanda tanya besar hinggap di kepala kami masing-masing, kampus ini tampak sangat sepi dan tidak ada tanda-tanda bahwa ada jobfair. Untuk menjawab kebimbangan kami, maka  aku bertanya pada Pak Satpam setempat, dan apa jawaban dari Pak Satpam tersebut???
ZONK!!!! Di kampus ini tidak ada jobfair yang dimaksudkan. Kami bertiga syok, lemas, dan pasrah. Rasa-rasanya perjalanan Solo-Surabaya yang penuh perjuangan itu sia-sia. Namun keberuntungan masih berpihak pada kami, entah doa siapa yang dikabulkan oleh Tuhan, pada tanggal dan hari itu juga ada jobfair di kampus UNAIR. Tanpa berpikir panjang lagi, kami langsung ke kampus yang jaraknya tidak jauh dari UPN tersebut. Sampai di UNAIR, kami masuk, berburu pekerjaan dan berharap itu dapat mengubah nasib.
Kami berkeliling, memperhatikan stand-stand yang ramai oleh banyak lulusan muda seperti kami. Kami membaca lowongan apa yang tersedia dan apa saja persyaratan yang diperlukan. Tidak terlalu banyak pekerjaan yang cocok untuk kami karena apa? Yap, minimal pendidikan S1 dan kebanyakan yang mengisi stand adalah Bank. Oh God, di dalam hati aku bertanya lalu di mana tempat bagi anak D3 Periklanan seperti kami??? Maka aku hanya memasukkan dua lamaran saja, sedang teman-temanku entah berapa posisi yang mereka masuki. Setelah bosan berkeliling dan merasa sudah cukup perburuan kami itu, kami memutuskan untuk meninggalkan kampus tersebut. Aku mengantar dua temanku mencari angkot, mereka akan pulang ke Solo sedang aku tinggal sejenak di Surabaya. Kami bejalan sangat jauh untuk mencari angkot, masing-masing dari kami tentu measa sangat lelah. Capek pikiran capek raga. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, angkot jam segini sudah tak mau mengangkut penumpang lagi. Mau naik taksi lagi, uang sudah semakin menipis. Tapi untung saja lagi-lagi kami masih beruntung, ada satu angkot yang mau mengangkut dua temanku ini. Syukurlah, lalu mereka pulang ke Solo dan aku kembali ke kos temanku.
Inilah akhir dari episode beruru kerja di kota pahlawan bersama dua temanku. Kami telah merasakan panasnya kota Surabaya, capeknya kaki berjalan puluhan kilo, dompet yang menipis gara-gara taksi, angkot yang mogok, berjubel dengan banyak penumpang di angkot, dan menahan panas kereta logawa karena AC yang tidak beres. 
Cerita berlanjut. Ini adalah episode di mana ada sedikit titik terang dari usaha yang aku lakukan.
Pada tanggal 10 Oktober 2014, aku mendapat panggilan untuk megikuti psikotes dari salah satu perusahaan yang kumasuki lamaran. Bertempat di kampus GM dan dengan menebeng teman, aku berangkat mengikuti tes tersebut. Ketika memasuki gedung di sana sudah banyak orang yang akan mengikuti tes, semakin siang semakin banyak pelamar yang masuk. Tes berlangsung tidak lama, hanya sekitas tiga puluh menit. Sisa waktu hari itu selebihnya digunakan untuk presentasi mengenai .................. aaaaaahhhhhh.... jengkel sekali kalau mengingatnya, sangat jauh dari ekspetasiku. Dalam presentasi tersebut, rasa-rasanya aku seperti mengikuti seminar motivasi, bukan lagi penjelasan mengenai jobdesk dari apa yang akan kami lakukan atau penjelasan perusahaan seperti apa yang sedang menggantungkan hidupku itu.
Hasil tes dapat langsung diketahui, aku lolos tes tahap sat ini. Aku diwajibkan untuk datang pada tes tahap kedua, tanggal 14 Oktober 2014.  Pada hari ini tak ada tes, tes is bullshit. Yang ada hanyalah seminar motivasi. Aku anggap ini adalah sebuah kebohongan, penipuan yang nyata, jujur saja aku jengkel pada perusahaan yang tidak mau jujur dan terkesan tertutup ini. Kecurigaanku sejak awal hampir terbukti. Aku ikuti acara dari awal sampai akhir, tidak jauh beda dengan hari pertama, penjelasan mengenai job desk hanya sekilas pada tampilan slide presentasi. Aku membacanya dengan cepat sebuah keterangan bahwa pekerjaan yang mesti dilakukan adalah “Bercerita pada dua orang setiap harinya”. “Waduh MLM” batinku bergeming. Sampai di sini aku merasa malas untuk melanjutkan. Meski sang pembicara mengatakan ini bukan MLM tapi tetap saja bagiku ini tak jauh dengan MLM, hampir semua perusahaan mengatakan perusahaannya bukan MLM. Betapa kebohongan di awal sangat tak bagus. Well, aku tak melanjutkan tahap interview dan mengundurkan diri dengan baik-baik.
Aku masih di Surabaya, beberapa hari setelah itu ada telepon bahwa aku mendapat kesempatan untuk datang interview di salah satu perusahaan elektronik dan menempati bagian Copywriter, sebuah posisi yang memang aku inginkan sejak lama. Aku mendatangi perusahaan itu dengan menebeng teman, ia antarkan aku sampai tempat. Aku masuk ke dalam dan mengikuti tes juga wawancara. Tak terlalu lama wawancara yang berlangsung, soal tes juga kukerjakan dalam lima belas menit. Setelah selesai, aku diizinkan untuk pulang. Sang HRD kembali menggantung, ia berkata “Baik, Niken, saya sudah lihat hasil tesnya dan saya perlu membandingkannya dengan pelamar yang lain, saya akan menghubungi Anda nanti, konfirmasinya ya mungkin tidak lebih dari seminggu”. Aku mengangguk dan tersenyum, lalu berpamitan untuk pulang. Hari terus berjalan, seminggu tiada kabar. Baiklah, kebisuan ini sudah cukup menjawab.
Ada rasa sedih yang menyelimuti ketika harus melewati proses yang seperti ini, namun waktu masih berjalan dan perjuangan harus dilanjutkan. Aku terus mencari pekerjaan secara online, beberapa ada yang sesuai, dan ini dia cerita berikutnya dari petualanganku mencari kerja.
Ada satu pekerjaan yang cocok di suatu daerah. Iseng-iseng aku bertanya melalui SMS pada nomor yang tertera di website. Tanpa kusangka SMSku itu berbalas dengan menyenangkan, komunikasi berjalan dengan lancar dan segala pertanyaanku dijawab dengan baik oleh Mbak HRD. Sekitar dua minggu kemudian aku mendapat panggilan untuk tes dan interview. Rasanya sangat bersemangat, meski ini belum tentu membahagiankan tapi aku menjalaninya dengan senang hati. Begitu pun saat tes dan wawancara, aku disambut dan diperlakukan dengan baik. Wawancara berlangsung santai bahkan sang HRD beberapa kali memujiku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Ada suatu perasaan yang aneh yang kurasakan ketika mendengar pujian-pujian itu. Tes hari itu sudah kulewati, dan syukur saja konfrmasi aku diterima kerja atau tidak, tidak berlangsung lama yaitu hanya sehari saja. Keesokan harinya aku bertanya pada nomor yang biasa aku hubungi itu. Hening. Tiada jawaban. Baiklah, harus diakui ini kali ketiga aku tidak lolos tes kerja.
Rasanya lelah, sangat lelah menjalani proses yang tak pasti seperti ini. Harus berulang begitu lagi, demikian lagi, entah sampai kapan. Apakah harus sama seperti temanku yang dua puluh kali gagal itu? apakah harus menghabiskan waktu setahun untuk begini terus? Tiada yang dapat dilakukan selain bersabar dan terus mencoba. Ya, aku tahu akan ada hikmah dibalik ini semua. Meski lelah bukan berarti aku menyerah. Tuhan Maha Tahu mana yang terbaik, manusia hanya bisa menerka lewat akal. UNTUK KESEKIAN KALINYA AKU JUGA AKAN KATAKAN, MENGATAKAN HAL YANG SAMA DENGAN TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN BAHWA, “HARI GINI NYARI KERJA ITU SUSAH”
*Ralat// Catatan itu aku tulis sabtu malam, dan aku kira aku benar-benar tidak diterima kerja. Ada keajaiban datang. Yaitu pada hari Minggu pagi aku mendapat balasan SMS dari Mbak HRD yang telah aku ceritakan, isinya aku akan diberi kabar diterima atau tidak pada hari Senin. Well, aku menunggu hingga hari Senin. Dan tibalah hari itu. Aku yang sedang enak-enak tidur pulas terbangun lalu mendapati SMS dari mbak HRD isinya aku diterima kerja. Alhamdulilah, akhirnya dapat juga kerjaan. Setidaknya ini cukup membuat hari jelas. Selasa besok aku mulai bekerja. Akan seperti apa ya? Entahlah. Kali ini aku ingin ucapkan, puji syukur yang tiada henti kepada Tuhan atas terkabulnya segala doaku. Bagi kalian yang masih berjuang, tetap semangat dan terus berusaha.
November 2014.

2 komentar:

  1. wah super sekali perjuangan nya mbak :) semoga sukses yaa. . .

    Silakan mampir : achormohammad.blogspot.com

    BalasHapus
  2. iyaa begitulah mas, kuliah aja gak cukup buat cari kerja secara gampang. Iya, amiin, makasi... sama-sama, mas juga semoga sukses yaa..

    BalasHapus

Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.