Hai, selamat membaca kembali cerita dari Untaian Aksara.
Kali ini aku akan menceritakan dari awal hingga akhir tentang apa-apa yang
terjadi pada tanggal 13 Desember 2014. Tepat pada hari Sabtu, dan besoknya
libur alias weekend. Yap, kali ini aku baru tahu nikmatnya saat weekend itu,
karena ketika menjadi pelajar khususnya mahasiswi semua hari bagiku sama, libur
bisa hari Senin, sibuk bisa hari Minggu. Tapi ketika menjadi pekerja, rasanya
beda, Minggu adalah hari libur dan tanggal merah benar-benar hari tidur. Aku merasakan
betapa nikmatnya weekend.
Pagi ini aku berangkat ke kantor dengan sangat bersemangat,
penyebabnya komplikasi, pertama karena pada malam harinya aku mau nonton konser
sheila on 7, kedua tema blogku baru dan aku sangat suka dengan warna dan
tampilan yang simple. Tampilan yang kece ini mendorongku untuk terus mengisinya
dan mengisinya. Tempat yang nyaman memang menyenangkan, maka jadilah orang yang
bisa membuat orang lain nyaman saat berada di dekatmu, agar mereka merasa
senang di sampingmu. *ealah, salah fokus. Tapi memang benar sih, aku sekarang
jadi semangat buat ngeblog gara-gara tampilan baru ini. Ketiga, karena hari ini
hari Sabtu, aku boleh masuk pagi dan pulang kerja jam 15.30, lebih awal satu
jam dari biasanya. Tiga hal itulah yang membuatku cengengesan di jalanan.
Sampai di kantor seperti biasa aku adalah orang pertama yang
memancing
absensi elektronik untuk mengucapkan terima kasih (ngabsen), teman-teman lain belum datang. Aku bekerja seperti biasanya, hari Sabtu memang sedikit santai, sangat santai malah, tak terlalu banyak pekerjaan dan tidak ditemani oleh Bu Bos. Hahaa, entah mengapa kalau di tempat kerja ada Bu atau Pak Bos, rasanya hening seperti pagi ini ketika aku menulis catatan yang sedang kau baca. >> jam 02.12
absensi elektronik untuk mengucapkan terima kasih (ngabsen), teman-teman lain belum datang. Aku bekerja seperti biasanya, hari Sabtu memang sedikit santai, sangat santai malah, tak terlalu banyak pekerjaan dan tidak ditemani oleh Bu Bos. Hahaa, entah mengapa kalau di tempat kerja ada Bu atau Pak Bos, rasanya hening seperti pagi ini ketika aku menulis catatan yang sedang kau baca. >> jam 02.12
Aku merasakan waktu yang berjalan sangat lambat, tiap saat
aku melihat pada jam di layar komputer, masih jam 09.00. Padahal aku sudah lama
berada di depannya, namun ia seperti tak berubah meski sebenarnya berjalan. Aku
melanjutkan pekerjaanku dan melihat jam lagi, masih jam 10.00. “Kenapa rasanya
lama sekali ya?” “Efek masuk pagi kali” batinku bersahutan. Setelah makan siang
jam 12.00, aku tidak hanya melihat jam saja namun mulai menghitung, dua
setengah jam lagi. Ah senangnya, bisa pulang dan siap-siap menonton konser. Hal
ini terus aku lakukan, bahkan mungkin aku bolak balik melihat pada jam yang
terasa sangat lamban hari ini. Di setiap perubahanannya batin terus berbisik,
“Ah.. sedikit lagi, ayolah waktu cepatlah hari ini berlalu”. Dan, eng i eng,
waktu menunjukkan pukul 15.00. Kesenangan memuncak karena setengah jam lagi
akan pulang, tapi semua buyar ketika terdengar suara tik tik tik bruss di atas
genting. Aku melempar pandang keluar, hujan. Sial sekali. Tinggal tiga puluh
menit saja kau datang. Dan saat waktu menunjukkan pukul 15.25, ada kabar kalau
semua karyawan tak boleh pulang dulu karena ada suatu hal. Oh tidak, ini sangat
di luar rencana. Hui, aku belum prepare buat konser nanti cuy. Karena malas bin
ogah bin emoh, aku pun tidak menuruti perintah itu dan memutuskan untuk pulang
jam 15.30 sesuai rencana. Syukurlah hujan sudah reda, biasanya menunggu satu
jam untuk reda, tapi ini cukup lima belas menit saja. Horeee, asiiiiik... akhirnya
bisa pulang dan siap-siap nonton konser.
Sampai di kos, aku masih harus menyetrika semua baju-bajuku
termasuk baju yang akan dipakai menonton konser. Aku masih punya waktu sekitar
dua jam untuk melakukan segala persiapan seperti makan, mandi, sholat, dan bila
esok datang kembali.... ups... aku memang sudah berencana untuk datang ke TKP
setelah maghrib, biarlah kawan-kawan menunggu di sana, yang menunggu biarlah
menunggu, aku masih bersantai karena punya cukup waktu untuk melakukan
persipan. Setelah selesai semua tak lupa aku membuka peta Jogja untuk mencari
jalan pintas menuju GOR UNY, sip, sudah tercatat di HP dan aku menelusuri jalan
sesuai petunjuk. Alhamdulilah dua kali salah pilih jalan, tapi untung instingku
bagus, maka aku tak berjalan sangat jauh seperti #LirikMusimYangBaik. Putar
balik, kembali ke jalan yang benar, dan instingku berkata jalan yang bakal aku
lewati sepertinya adalah jalan pulang ke arah Solo. Instingku tepat, di lampu
merah aku melihat papan arah dan tertera kampus UNY lurus terus. Oke, sampai di
sini sudah jelas tempat yang akan kutuju. Itu dia, GOR UNY, tempat yang akan
menjadi saksi bisu kegilaanku bersama sheila on 7 dan sheilagank.
Inilah sebuah akhir dari tigaperempat hari. Cerita di
seperempat bagian lagi ada di lain entri. Karena jika dimasukkan ke sini akan
sangat menguras emosi. Jadi, silakan klik judul yang serupa dengan ini untuk
puaskan ambisi. Terima kasi. (h)
0 komentar:
Posting Komentar