Saksi Mata Itu Datang Tanpa Mata

Yang kesepian boleh mampir. Ketika membaca kamu akan tertawa, setelah membaca kamu akan gelengkan kepala, dan jika sudah membaca bukunya kamu akan tau rahasia.
Sebuah cerita pendek lucu + simple + tapi mengandung pesan sosial. Ditulis berdasarkan sejarah, yang akan dapat dipahami jika telah membaca buku Trilogi Insiden hingga habis.
Kalimat pertamanya menarik menggoda untuk membaca sampai tamat. Baca saja cerita pendek yang satu ini.......
Saksi mata itu datang tanpa mata.
Ia berjalan tertatih-tatih ditengah ruang pengadilan dengan tangan meraba-raba udara.
Dari lubang pada bekas tempat kedua matanya mengucur darah yang begitu merah bagaikan tiada warna merah yang lebih merah dari merahnya darah yang mengucur perlahan-lahan dan terus menerus dari lubang mata itu.

Lirik Canggung Sheila on 7

Melupakan tak akan mudah
Walau kau telah yakin merelakan
Lihat nanti lihat sendiri
Sampai waktu yang ditentukan datang
Saat bertemu lagi yang telah hilang

Tahukah betapa canggungnya tingkahku
Kau beriku lagi senyuman mautmu
Kau masih sama cantik seperti dulu
Seperti dulu
Menyapamu di keramaian
Bersikap semua terkendalikan
Atur nafas atur irama
Dan memberimu sedikit senyuman
Seandainya bisa aku katakan

Tahukah betapa canggungnya tingkahku
Kau beriku lagi senyuman mautmu
Kau masih sama cantik seperti dulu
Seperti dulu

Melanjutkan langkah yang terhenti olehmu
Jiwaku terpikat tapi tak kuhiraukan

Tahukah betapa canggungnya tingkahku
Kau beri ku lagi senyuman mautmu
Kau masih sama cantik seperti dulu
Seperti dulu

Aku tak mau tahu perasaanmu
Karna tak merubah kagumku padamu
Akan kuakhiri saja lagu ini
Lagu ini.

lanturan tapi relevan


Eh Ger, (blogGER... GER ya GER... blogGER *panggilan) aku mau cerita sama lu ni..
Oh ya,, cerita apa?, ah paling curhatan galau lu lagi Ken
Eeeh, bukaaaaan.... cerita galaunya kehabisan cerita.
Terus apaan??
Siniiii, dengerin....
Rabu kemarin seusai ujian aku bergegas meninggalkan FISIP untuk ke perpustakaan pusat, hal yang mendorongku kesana adalah rasa penasaran. Aku tak percaya pada temanku yang mengatakan bahwa buku Budiman Hakim yang judulnya LANTURAN TAPI RELEVAN ada disana. Buku yang sudah lama kuincar terdeteksi keberadaannya, apalagi tempat itu adalah perpustakaan pusat, gratis pinjemnya, asiiiikkk....
Ah, dasar. Dari jaman jahiliah  jilid I sampe jilid II sama aja lu, sukanya gratisan
Iya lah, kalo ada yang gratis ngapain pilih yang bayar. Yuk lanjut. Setelah kutemukan buku itu tanpa pikir panjang aku membawanya pulang, kubuka lembar demi lembar, kutelusuri hufuf demi hufuf, kata demi kata, kalimat demi kalimat dan paragraf demi paragraf. buku berhalaman 223 ini menunjukan salah satu cara penggalian ide Ger.

Tumis kangkung pun punya cerita

"kalau motongin kangkung jangan pakai pisau tapi pakai tangan saja"
"memangnya kenapa, ti?"
"lebih sedap kalau pakai tangan"
"kok bisa"
"ya gak tau"
nenek mengajariku cara memotong kangkung.
"terus bawang putih sedikit saja, kalau banyak bisa pahit"
Aku menurut saja kata nenek yang memang jago memasak.

hujan

Telah banyak orang memperbincangkanmu
Tak jarang diantara mereka
Yang mengistimewakanmu
Kau dapat membuat mereka
Tenggelam dalam kenangan lalu
Kehadiranmu terkadang dinanti
Tapi diwaktu yg lain
Mereka tak menginginkanmu
Dia pernah berkata 'kau selalu romantis jika datang'
Akupun berujar 'kau membuatku tiba-tiba dingin'
Jika yang satu memujamu, dan menganggap sebagai berkah
Yang lain memakimu dan menamaimu musibah
Biarlah mereka memperdebatkanmu
Aku tak turut meramaikannya
Karena telah cukup aku rasakan
Hadirmu membuatku dingin

Minggu : hari yang ku nanti

Hari minggu, adalah hari yang paling kunanti. Why???
Karena koran kompasku datang.
Ada satu rubrik yang paling kusuka di koran ini, it's foto pekan ini. Maklum aja aku lagi belajar tentang fotografi. Foto-foto di koran ini rencananya mau ku bikin kliping.
Yah, liburan kurang kerjaan daripada nytatus sampah di facebook atau twitter gak jelas, kan mending bikin sesuatu yg lebih bermanfaat. :)
Sejak kapan kepikiran bikin kliping ken? Apa gara2 redpel majalah yg juga bikin gituan terus kamu jadi ikut-ikutan? Hehehe, gak tau ya kenapa kok kita lagi ngerjain hal yg sama, mungkin lagi sehati kali ya? Ups.. :-P
Gak gitu kok, aku berinisiatif buat bikin kliping karena aku butuh referensi foto2 jurnalistik. Selama ini yang kutahu referensi itu minim banget. Kebanyakan buku yang ada di toko buku nyediain buku yang bahas teknik motret. Untuk prakteknya, jarang yg bahas, apalagi foto jurnalistik. So, dari situlah aku berinisiatif buat bikin kliping, karena yg kutahu selama ini, foto2 di koran kompas itu bagus baik dari segi angle maupun dari segi komposisi. Semoga berguna untukku dan untuk teman2 yang lain.

sepenggal kisah dari persimpangan


Hanya dari mereka yang ikhlas memberi, pada jalan yang silih berganti dilewati para pengguna, ia menghidupi hidupnya dan keluarga.




Suara peluit bercampur dengan bisingnya suara kendaraan yang berlalu-lalang menjadi latar musik pekerjannya setiap hari. Bukan polisi bukan pula tukang parkir yang tengah berada dipersimpangan Jalan  Yosodipuro, Solo. Adalah Harianto (46) seorang lelaki yang berprofesi sebagai Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas). Sang raja siang memang belum sepenuhnya menyinari bumi, tetapi lelaki ini terlihat sangat sibuk ditengah hiruk pikuknya jalan. Setiap hari bapak beranak dua ini berangkat pukul 06.30 hingga pukul 15.00. Sepeda motor menjadi kendaraan yang setia mengantarkannya dari rumah hingga tempat mengais rezeki.
Dengan ikhlas ia tekuni profesi ini, dengan ikhlas pula ia memperoleh helai demi helai rupiah dari pengguna jalan. Jika jalan ramai uang yang ia peroleh mencapai Rp 30.000 sehari namun jika sepi uang Rp 70.000 yang ia bawa pulang.  Banyak tidaknya uang yang ia peroleh tergantung dari ramai tidaknya jalan, dihari Jumat dan Sabtu adalah saat dimana jalanan sangat padat oleh mereka yang sibuk menuju tujuan masing-masing. 
Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.