Sheila on 7: Color Pub & Resto Surabaya

Ini untuk pertama kali seorang Niken masuk klub malam, bukan bermaksud untuk dugem gara-gara stres tapi apa lagi jika bukan untuk Sheila on 7. Hari itu, aku yang sedang berada di Kediri baru bangun tidur lalu mendapat sms dari kawan Sheilagank, namanya Adi, untuk selanjutnya berikan nama untuk dia Adi 1. Dia mengadu bahwa ingin menonton konser tanggal 31 Maret 2014 itu, namun tak memiliki teman. Aku yang telah mengurungkan niat untuk berangkat lantaran harga tiket yang melebihi harga marchandise sheila on 7 pun bernego dengannya dengan sangat alot dan lama. Dan hari itu datang, aku pun berangkat. Sampai di lokasi, ada keraguan untuk masuk. Waktu masih menunjukkan pukul 21.00, suasana sangat sepi, pun para sheilagank memang hanya beberapa saja yang datang. Tak ada pasukan berani teriak seperti biasa, yang terlihat di sana sini adalah mbak-mbak berpakaian mini dan mas-mas yang menghisap rokok. Ooh waw, suatu pemandangan yang baru kali itu kusaksikan, dan aku ada diantara mereka.
Aku dan Adi 1 sedikit ragu untuk masuk, tanda tanya yang ada di kepala kami masng-masing adalah “Apa benar ini tempatnya?” lalu kami pun hanya lewat depan Pub, sampai di ujung jalan Adi 1 bertanya pada bapak-bapak, di mana letak color pub itu untuk menjawab keraguan. Tepat, tempat yang baru saja kami lewati adalah color pub. Berhenti sejenak, menghela nafas, menyiapkan mental, menata hati, tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiri kami. Dia bertanya, apakah aku dan Adi 1 mau ke Color Pub & Resto, dan dia pun bermaskud untuk bergabung.
Karena waktu masih malam, dan menurut informasi yang telah dihimpun dari sumber terpercaya, sheila on 7 main pukul 01.00. Gila, biasanya kalau jam segitu sheila on 7 baru selesai manggung, bukan mulai manggung. Alamak.. Jadi kami harus menunggu.
Laki-laki yang ingin bergabung dengan kami itu duduk di sampingu, dia sedang sibuk dengan handphonenya. Untuk menyairkan es batu, eh maksudnya suasana. Adi 1 membuka percakapan.
“Namanya siapa, Mas?”
“Adi,” jawab lelaki itu.
Aku dan Adi 1 saling berpandangan, lalu aku nyeletuk “woalah Mas, ini juga Adi.” tawa renyah memecahkan keheningan.
Untuk selanjutnya kita sebut laki-laki itu Adi 2 dalam cerita ini.
“Dari mana, Mas?” tanyaku
“Bojonegoro, Mbak”
“Loh, jauhnya. Bojonegoro kenal ini dong, Aix, Bayu, Rizal, itu anak-anak Bojonegoro semua. Masuk grup Sheila On 7 gak sih?”
“Iya, Mbak, tahu nama mereka tapi belum pernah bertemu”
“Terus ini dari Bojonegoro sendiri? Demi sheila on 7?
“Iya, Mbak”
“Waaaahh.. Gila, padahal tiketnya mahal lho, Mas, kok mau?”
“Pengen, Mbak”
“Nama facebookmu apa sih, Mas?”
“Aqni P Adi, Mbak”
Hoak????? Aku kaget...
“Woalaaaah, Mas, sampean to? Aku Niken Mas, Nycken SheilaGank”
“Woalah, sampean to, Mbak, salaman disik”
Tak menyangka bisa bertemu dengan makhluk ini di sini dengan cara yang tak terduga. Beberapa hari sebelumnya memang kami sempat berhahahihi di dunia maya dan sama sekali tak saling kenal. Perlahan dia pun menceritakan kepiluan nasibnya malam itu, jika aku dan Adi 1 tak datang di saat-saat terakhir. Katanya, dia sudah putus asa karena tak ada teman dan sudah mau pulang, jika saja aku dan Adi 1 tak bertemu dia saat itu, mungkin Adi 2 akan pulang tanpa dendam dan menerima kekalahannya. Gila gilaaaa... Jauh-jauh dari Bojonegoro, sendirian, naik motor, sampai di lokasi mengurungkan niat untuk nonton karena tak ada teman. Jika telat satu detik saja, mungkin ia harus menelan kecawa. Hahahahaaa.... Jadi aku dan Adi 1 datang sebagai juru selamat malam itu.
Adi 1 mengeluh lapar, karena hari masih malam, kami mencari warung untuk menyenangkan cacing-cacing di perut. Kami berjalan sangat jauh, tak temukan yang kami mau. Dan ketika di perjalanan untuk mencari warung, ada suara gaib menyambar tiba-tiba.
“Ken”
Aku mencari asal muasal suara itu. Kepala menoleh ke kanan.
“Eh bocah, kok bisa sampai sini?” tanyaku pada sejoli yang tiap nonton konser selalu bersama ini. Merekalah Indra dan Aziz. Semoga bukan homo. :P
“Katanya gak nonton kamu, Ken?”
“Ah, ini nemenin temen, yaudah ya kita makan dulu”
Setelah aku, Adi 1 & 2 menemukan warung makan di seberang jalan, Aziz dan Indra menyusul kami. Waktu itu aku tak lapar, benar-benar tak sedang lapar. Tapi Adi 1 telah memesan tiga porsi makanan yang sebenarnya ditujukan pada Adi 2 dan aku. Adi 2 menolak untuk makan, karena dia sedang puasa, hahahaa.... Entalah dia sedang menderita apa, aku tak tahu betul, yang pasti dia menolak untuk makan. Begitu juga Indra menolak untuk makan, kalau makhluk yang satu ini aku bisa maklum, karena dia gak doyan nasi, makanan sehari-harinya kalau gak kroto ya jangkrik, hahaha.. Akhirnya satu porsi makanan itu dengan penuh paksaan harus dimasukkan ke perut Aziz, makan ya Aziz biar cepet gede, kamu kan sedang dalam masa pertumbuhan. Aku, Adi 1, dan Aziz menghabiskan makanan dengan pelan, sangat pelan, sementara Adi 2 dan Indra duduk di bawah pohon cari wangsit.
Makanan telah habis, kami bergegas ke lokasi namun hari masih malam belum lagi pagi. Sheila on 7 belum akan beraksi.
Pukul 00.30 Aku, Adi 1 & 2 masuk ke tempat asing itu, sementara Indra dan Aziz tidak turut serta, di luar juga ada Mbak Asfi dengan keluarganya yang juga memutuskan tidak menonton. Mereka hanya ingn menemui di hotel saja seusai konser.
Uuuh... Di dalam tempat itu sesak dengan manusia, bir, asap yang mengepul, juga lampu disko yang menyakitkan penglihatan. Here we are... Sheila on 7, dengan lagu pembuka Bertahan Di Sana, diiringi suara penonton yang juga ikut berdendang. Waw, aku terheran, ternyata penghuni klub malam ini tahu lagu-lagu Sheila on 7, di mana mereka bukanlah sheilagank yang sudah pasti hafal tembang sheila on 7, namun dengan semangat mereka ikut bernyanyi. Bahkan di sela-sela konser itu banyak yang request lagu Sephia, barangkali tak ingin mengecewakan penonton waktu itu sedikit lagu Sephia dinyanyikan sampai reff. Asyik... Takjub melihat tingkah penghuni club malam itu, ada yang menyimbolkan jari tangannya membentuk love lalu ditujukan pada Sheila on 7. Ada pula yang asyik memotret juga penyaji bir minta foto bareng Duta di sela-sela konser berlangsung. Sambil berdendang Duta pun meladeni mereka. Eross tak mau kalah aksi ternyata, dia ambil salah satu handphone penonton dan dia pun berpose dengan handphone itu. Ah, pemandangan yang tak biasa.
Semua lagu selesai dibawakan, ucapan terimakasih Duta sampaikan dan konser selesai sekitar pukul 02.30. Ada yang bergentayangan dalam otakku, kok musiknya gak berhenti ya? Oh ya ini kan club malam, tempat dugem, bukan lapangan atau GOR seperti biasa aku menonton sheila on 7. Hahaha.. Baiklah aku, Adi 1 & 2 keluar tempat asing itu. Menemui Indra, Aziz, yang masih menunggu. Tak lama kemudan datang Mbak Dita, Galih, dan seorang wanita entah siapa namanya. Setelah ngobrol sebentar, kami menuju hotel seperti biasa hendak akan berfoto atau sekedar minta corat-coret dari Sheila on 7.
Kami menunggu di pinggir jalan, ah kasihan sekali, lama.. Lama.... Lama.... Sangat lama menunggu, waktu sudah pagi. Untuk mengisi keheningan kami bercanda, ngobrol ngalor ngidul, membahas apa pun yang layak untuk diperjuangkan, juga berfoto ria sebagai kenang-kenangan. Lama, tak ada tanda-tanda Mas-mas sheila on 7 keluar. Sampai subuh, dan kemudian Mbak Asfi keluar dari hotel memberitahukan bahwa Mas Sheila on 7 sudah tidur dengan cakepnya.
Ah, baiklah, kami mengakhiri pagi itu dengan pulang ke tempat masing-masing.

0 komentar:

Posting Komentar

Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.