cerita so7 @bekasi

 8 Mei 2013. Entah ini sudah keberapa aku menonton konser sheila on 7, kali ini ke Bekasi, jauh sekali dan nyaris tak pernah kuduga bahwa akhirnya aku berangkat menonton konser yang jauh disana. Dahulu temanku pernah bertanya,

‘nonton konser paling jauh kemana Ken’?

‘Semarang’

Tapi kalau dia tanyakan hal yang sama sekarang, maka jawabannya adalah Bekasi. Sebenarnya aku sudah mengurungkan niatku untuk berangkat lantaran jauh. Namun keajaiban jauh dari langit. *pluk cling cling (begitu suaranya). Tak hanya untuk urusan nonton konser tapi juga untuk seminar iklan. Karena ada dua kepentingan jadi aku tak berangkat sendirian, yap, aku ke Jakarta bertiga. Dengan teman sekelasku si Tya dan kakak tingkat namanya Rendi yang mememememeeeeel bangeet, hahahaaa. Suer, ni anak nyebelin, pengen rasanya ngelempar dia dari kereta, bluuuuuung. *lempar lempar. Ah sudahlah.

Jumat, 17 Mei jam 15.30 kereta Bengawan dari stasiun Jebres mengantarkanku ke Jakarta. Kapanpun dan kemanapun aku pergi, aku tak pernah khawatir akan menginap dimana. Karena dimana-mana pasti ada SheilaGank. Aku selalu merasa aman bersama mereka, yang kutahu semua anak SheilaGank baik, mereka bersedia menolong kapanpun aku membutuhkan bantuan. Jakarta, ah tak perlu khawatirkan bagaimana aku hidup disana. Afdieeeeeee.... *cieeee, namamu tak sebut disini loh. Ya iya dong, soalnya kan kamu yang nolongin aku selama di Jakarta. Yap, jadi si Afdi ini yang menjemputku di stasiun Jatinegara. Lama aku menunggunya datang, mungkin sekitar 30 menit. Selama menunggu kubuka fesbuk dan gak lupa update status coooy, ahahahaaa... dan gak taunya, ini status jadi bahan ngekek pas ketemu sama anak jabodetabek, he’s Bang Kurniawan. Kata dia ‘ni anak jam 01.30 nytatus, katanya lagi di Jatinegara’, hihihi..

Setelah menunggu, akhirnya si Afdi datang membawa pedang, wkwkwkw... *opo yo arep tempur. Dan karena udah gak ada yang ditunggu lagi kamipun menuju rumah Afdi. Kupandangi suasana ibukota yang baru kali ini kuinjakan kakiku disini. Wow, kota memang tak pernah tidur. Sana sini masih juga ramai oleh kerumunan masyarakat. Satu pemandangan yang menarik perhatianku adalah Pasar Ikan. Uuuuh, baunya amis sekali, ditambah angkot macet disini. Tapi its ok lah, aku gak mau ngeluh, aku nikmati saja apa yang ada dihadapanku, sayangnya ikannya belum dimasak jadi gak nikmat. Eh... :D

Angkotpun selesai menunaikan tugasnya untuk mengantarkan kami. Tapi perjalanan belum usai, rupa2nya rumah Afdi masih jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Aku gak tau pasti berapa kilo jarak ini, tapi yang pasti aku tepar jalan kaki. Jam berapa aku sampai rumahnya? Ah lupa. *jam piro di? Halah paling dia juga gak inget.

Setelah menempuh perjalanan Solo-Jakarta yang sangat sangat sangat melelahkan, tibalah kami bertiga dirumah si Afdi. Kami beristirahat, lalu adzan subuh berkumandang, aku mandi, sholat dan tidur lagi. Sementara temanku yang lain sudah pulas dalam tidurnya.

Jam demi jam berlalu, matahari mulai bertengger menyinari bumi. Ada orang tak dikenal datang menghampiri kami yang sedang bersantai. Lelaki berkulit hitam, berambut keriting, dan sungguh menyeramkan. Meski menyeramkan tetap aku menyapanya, dan rupa-rupanya dia adalah si Paijo anak SheilaGank pandawa 5. Hahahaaaa... dengan dia kami akan berangkat ke Bekasi Square.

Kami cemas memikirkan sesuatu, apakah yang dipikirkan? Mau tau? Pembaca mau tau? Baiklah kan kuberi tau. Jadi, tebengan untuk ke Bekasi kurang satu biji. Aku berusaha mencari-cari teman yang bisa ditebengi. Ku posting status disana sini, kutanya beberapa teman yang kiranya bisa menolong. Luar biasa, respon teman2 begitu cepat dan hasil dari usahaku adalah nihil. Tak ada teman yang bisa ditebengi. So, endingnya aku, Tya, dan Afdi ngangkot. Sementara Paijo dan Rendi mengendarai motor. Tak apalah, daripada udah sampai Jakarta dan hanya karena gak ada tebengan kami gak berangkat, mau gak mau kita naik angkot juga. Tapi jangan dikira kita bertiga berangkat naik angkot bener2 bareng dari satu tempat, hah... tidak. Aku dan Tya duluan naik angkot, sedangkan si Afdi naik motor dan disuatu tempat nanti sang motor akan dititipkan lalu ia naik angkot bersama kami. Aku dan Tya hanya menurut aba2 dari Afdi. Rasanya takut, didalam angkot dan gak tau jalan. Nanti kalo ada apa2 gimana hayoooo??? L. Tapi iya sudah, aku percaya padamu Afdi dan kucoba ikuti aba2mu. J

Ada suatu insiden yang membuatku takut, jadi pas turun dari angkot dan membayar ongkos pada sopir, dia tanya ‘dari mana mbak’, aku jawab ‘Solo’. Eh gak ngerti kenapa tu sopir mukanya jadi jelek banget karena merengut seperti marah dan gak ramah. Aku yang gak ngerti apa2 sedikit takut akan hal itu, kukira karena ongkosnya kurang, tapi bukan, dan entahlah mengapa dia gak ramah.

Kami berganti angkot, ini angkot ketiga sekaligus terakhir yang kami tumpangi sebelum sampai dilokasi. Macet sudah pasti adalah pemandangan sehari-hari. Tak terkecuali hari ini, yap kita terjebak macetcetcet. Ada sesuatu yang menggelitikku dan tertawa geli, angkotku ‘disalip’ becak. Tahu gini mending naik becak ya tadi. Aku membatin. Setelah lama lama lama mamamamamaaaa terjebak dalam angkot yang macet, pukul 15.36 kami sampai dilokasi, its BEKASI SQUARE. Hu yaaaa, horeeee... yeyeyelalala... senangnya bisa sampai sini dengan selamat, sehat, sentosa dan bahagia. Lalu dimanakah lokasi sheila on 7 beraksi? Tempat ini masih kita cari cari, tanya satpam sana sini, dan hinggaplah kami pada suatu tempat. Depan XXI. Nongkrong dulu disini gank. Lagipula hari masih sore, so7 belum mulai.

Di depan XXI anak-anak SheilaGank ngumpul, dimana kebanyakan adalah dari jabodetabek. Ada Mbak Eni, Bang Kurniawan, Marwan, Djenri, Blekok Sawah, Dwi, satu lagi yang masih SMP aku lupa namanya, dan buanyaaaak banget aku gak hafal, hihihi. Kami saling sapa, berhahahihi, mengobrol ngalor ngidul, dan foto bersama. Malam ini, Bekasi Square lantai 4 (kalau gak salah itung), ramai dengan adanya kami pasukan SheilaGank. Sore berganti malam, waktu sudah menunjukan pukul 19.30, setelah menunaikan kewajiban aku berserta teman2 menuju panggung. Masuk lokasi ada pemeriksaan barang, sejujurnya aku tak suka akan hal ini, selalu dan selalu, bagi yang membawa minum kalau tak dibuang ya harus dihabiskan (dipikir kita unta yang minumnya banyak suruh ngabisin air), aku yang memang kancil tak pernah kehabisan akal untuk mengelabui panitia. Jadi ************ sensor caraku ngibul, walhasil aku tetap bisa membawa minum kedalam. Bodo amaaat... hahaaaaa....

Sampai didalam sheila on 7 belum tampil, halah ya memang demikian. Panitia bilang mereka keluar jam 20.00, beradasarkan pengalaman nonton konser, mereka pasti main jam 22.00 keatas. Yaudah deh, kita nunggu sambil gabung sama SheilaGank yang lain. Yaaa... banyak banget anak SG yang kutemui, ada Mbak Laut, Reza, Ibend, Ari, Yulvan, Nanda, Jaka, Modus, ayo siapa lagi yang mau presensi??? :D

Setelah kiranya ada tanda2 bahwa sheila on 7 akan segera tampil, kami bergegas meninggalkan tempat nongkrong yang berada dibelakang merchandise so7 untuk kedepan panggung. Lama kemudian munculan band kesayangan kita semua, siapakah diaaaaa?????? Iyaaa, jawaban kalian tepat sekali. Tembang pertama yang dibawakan adalah ‘Seberapa Pantas dan berakhir dengan Melompat Lebih Tinggi’. Bocoran lagu baru juga dinyanyikan sedikit. Bagi yang penasaran liat saja videonya di akunku atau Youtube. Next, satu hal yang membuat takjub diakhir acara adalah ‘Kembang Api’. Duuuuar duuuuar duaar, super keren, ditambah soundtracknya Melompat Lebih Tinggi. Rasa-rasanya perjuangan menempuh perjalanan yang jauh dari Solo ke Jakarta, berdesakan dengan banyak manusia, terjebak diantara macetnya ibukota, terpapar panas yang sangat menyengat, berjejal dengan udara kotor asap knalpot, dan bosannya menunggu, terbayar setelah konser ini selesai dengan sangat menakjubkan.

Seusai konser, kami masih ingin berfoto bareng sheila on 7. Hotel Horizon adalah tempat mas2 so7 menginap. Kita yang ingin berfoto diperbolehkan dan bahkan disuruh kesana. Di waktu ini, aku kehilangan jejak temanku Tya, Afdi dan Rendi, ya kami terpisah. Aku bingung harus bagaimana. Langkah teman2 sangat tergesa dan cepat, nomor HP Tya dan Rendi tak dapat dihubungi. Tapi untung ada bang Kurniawan jadi masih ada temannya, hehe, aku keparkiran sama dia. Diparkiran ketemu Paijo. Akupun nebeng motor Paijo, bertiga dengan Mbak Laut. Kami keluar parkiran, dan hah yaaa... selalu ada saja kejadian yang membuat tertawa geli. Memang dasar Paijo, mau keluar parkiran muter2 sampe 3 kali dan ketemu jalan yang itu lagi itu lagi (kita gak bisa keluar gara2 salah jalan, dan salahnya terulang sampai 3 kali) *kebangetan. Ada juga kejadian yang aduh kasian banget, ‘motor mogok’. Hem, motor siapa ya? Ari bukan? Entahlah. Aku belum juga menemuan teman2ku, mereka hilang, oooh tidaaaakk... nasibku gimana???? Nomor Tya da Rendi mati, Afdi??? Aku mencoba menghubunginya, tuuut tuuut tuuut.

‘Halo’. Yes nyambung.

‘Afdi, kamu dimana’

‘Di bundaran depan mall ken’

‘Tya dan Rendi sama kamu’

‘Iya, kita tunggu disini’.

Legaaaaaaaa.....

Rasa lega ini bercampur dengan berhasilnya kita menemukan pintu keluar mall, tapi aku masih gagagagalaaau... galau apa lagi keken? Ya gimana, mau ikut ke hotel tebengan kurang, ada tiga orang yang tak bisa terangkut. Lagipula jemputanku sudah hampir datang. Hingga pada akhirnya, keputusan kuambil dengan sangat berat hati, kuketokkan palu tiga kali, tok tok tok. Aku gak ikut ke Horizon, Afdi, Paijo dan kawan2 SheilaGank semua tinggalkan kami bertiga. Mereka meninggalkan aku, Tya dan Rendi didepan mall. Tak lama setelah itu Mas Trias datang menjemput, mengangkut kami kerumahnya.

Diperjalanan, sampai rumah Mas Trias dan hingga kutulis cerita ini, keinginan untuk ikut ke Horizon masih terbayang2. Tapi ya sudahlah, masak mau diulangi dari awal??? hehehe

Malam ini kita have fun, ini malam minggu yang kulewatin di kota terjauh dan besama mereka yang kusayang. Pas dijalan, aku dapat sms dari teman, kalau ditanggal ini setahun lalu adalah konser tunggal so7 (anniversary so7). Aku terdiam, tertegun, berfikir. Tepat sekali, setahun lalu ditanggal 18 Mei aku dan teman2 SG menikmati pesta akbar tahunan dan kini ditanggal yang sama aku menikmati hal serupa namun tak sama. Mungkin hanya kebetulan, namun ini tentu akan menjadi Kisah Klasik untuk Masa Depan.

#Loh ceritanya habis. J

0 komentar:

Posting Komentar

Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.