UAD oh UAD

 Berikut akan kuceritakan hariku kemarin. Penting banget ya buat diceritain sampe di share di FB segala? Waaah, iya dong sangat penting sekali karena menyangkut hajat hidup orang banyak, yuk mari disimak.  Hahaha, ngaco.

 Kemarin tanggal 08 September 2012 aku pergi ke Jogja buat nonton  so7. Ceritanya pas pagi hari jam 07.45 aku dapet sms dari anak SG Magelang, isinya gini “pagi ini ada so7 di Jogja dikampus apa gitu lupa namanya, jam 10 pagi, free”. Ada rasa antara percaya dan gak percaya akan info itu, tapi setelah aku tanya-tanyain ternyata bener so7 di kampus 3 UAD jam 10.00. Dengan cepat otakku berikir, hmmmm masih nutut (gak tau apa bahasa Indonesianya). Kalo dikejar perjalanan Solo Jogja dua  jam  cukup (SALAH BESAR). Bego banget sih lu Ken, udah bolak balik ke Jogja tapi gak hafal berapa waktu tempuh kesana. Hehe, bukannya aku bego tapi udah ku kira-kira kalo telat dikit paling kelewat beberapa lagu. Terus kamu berangkat sendiri Ken? Ya nggak lah, bisa nyasar aku nanti. So aku sms temen-temen SG Pandawa Lima. Aku ajak mbak Tari dan yang lain. Kalo SG Solo aku udah berpikiran kalo mereka gak bakal ikut. Lho kok bisa? Ya bisa, karena selain dadakan jam-jam segitu mereka banyak yang kerja. ya  berangkatlah saya sendiri dari Solo. Sendiri Ken, gak nyasar? *plaaaaakk

Oh ya, pas dijalan aku keinget sama si Heru Duta, bukan inget sama dia ding tapi sama statusnya, kalo dia pengen nonton so7 di Jogja pas malemnya (tanggal 7) tapi gak bisa lantaran acara itu PRIVAT. jadi, aku ajak dia juga, kuambil HP dan mengirimi dia pesan. *terkirim. Beberapa detik kemudian ada balasannya, setelah kita berdiskusi sebentar tentang blablablablabla tercapailah kesepakatan hitam diatas putih dengan materai 6000 ( opo ae to Ken) : D

Yap, aku sudah sampai Alun-alun Klaten, disana ada mbak Tari yang sedang duduk dengan manisnya menunggu saya. Emang koe manis mbak? * peaceeee... ^_^. Beberapa menit kemudian datanglah si Imam lalu tanpa babibu kita langsung berangkat. Bertiga Ken? enggak, yang lain sudah nunggu disana dan disana. Eh pas dijalan kita ketemu anak SG, gak tau dia siapa karena kami bertiga gak ada yang kenal. Terus tau darimana kalo dia SG? Di helm dan motornya ada stiker 507. Karena kita ga ada yang kenal ya udah ga ada yang negur, lagipula dia udah melesit jauh banget.

Stop, berhenti di terminal bentar nunggu cicilan rombongan. Satu,dua,tiga, sip lengkap, berangkaaaat. Nah,pas kita mau berangkat, Bang Antok dapet kabar kalo temennya yang mau ikut rombongan kebablas jauh.  kita suruh dia berhenti. Motorpun jalan, jalan dan jalan pas sampe disuatu jalan aku bener-bener  ngakak liat dia (temennya Bang Antok) yang lagi dipinggir jalan nunggu kita sambil bentangin MMT bretuliskan SHEILAGANK SUKABUMI. Gokil tenan ki, seperti orang yang dibandara bawa papan nama gitu. (hahahahaa, sueeerrr aku ngakak gak berhenti-berhenti). Dan ternyata eh ternyata dia adalah anak SG yang kita liat dijalan tadi. Oke, 7 ekor sheilagank siap berangkat.

Kok panjang banget ceritamu Ken? Bisa to the point gak?

Hus, namanya cerita ya mesti panjang, eh tapi ya juga sih,capek bacanya. Yasudah langsungan yo rek. Kita sudah sampai di kampus UAD. Horeeee bisa ketemu so7 dan masih kebagian lagu dong, heeem boro-boro, belum woooe. Lha kok bisa? Iya laaah, kampusnya aja kampus 1. Acaranya kan dikampus 3. Karena lupa dimana kampus 3 kitapun tanya orang, “ Mbak dimana ya kampus 3 UAD”? “ oooh disana mbak, di ****** (aku lupa namanya). “aku mengangguk mengerti dan sok tahu , padahal ya gak tau. Hehehe, yang tau kan mbak Tari.

Greeeeengg, setelah muter-muter luaaamaaa banget  gara-gara gak tau jalan, ketemulah kampus 3 UAD. Horeeee bisa nonton so7 ya Ken?? Belooom hooe. Jadi  berhentilah kita dipinggir jalan, dan satu hal yang ada dibenakku dan juga temen-temen yang lain “ Kok sepi ya”? daripada penasaran nerka-nerka sendiri mending tanya sama orang. Masuklah saya kekampus itu dan menemui pak satpam. Diperolehlah info bahwa so7 mainnya di kampus 4. Gubraaaakkkkk. . . kalo ketemu sama yang ngasi info aku mau marah sama dia, tapi sialnya penyakit LUPA menyerang tiba-tiba, saya gak jadi marah sama si Kiki eh malah cipika cipiki (buat Kiki kalo ketemu tolong ditagih ya marahnya, * emangnya hutang??? ). Okelah, balik kemarah, eh salah maksudnya kampus 4. “ Kampus 4 dimana ya”? tanya Tari. “ Ringroad mbak” jawabku menjiplak kata satpam. Meluncurlah kita kesana dengan kesasar-sasar karena tak tahu jalan.

Cukup lama nyari kampus 4, diperjalanan dua malaikat yang menghuni hatiku sedang berbisik-bisik “Daritadi motor jalan tapi kok gak sampe-sampe ya”? tanya si Yaya. “ Aku gak tau” jawab si Yiyi. Dan ternyata sodara-sodara rombongan salah jalan. Oh alaaaaaahhhh Gusti, nyuwun ngapuro. Kamipun secepatnya berbalik arah, sekitar 20 menit waktu tempuh ketemulah kampus 4 UAD. Nah yang ini baru bener,ada panggungnya dan rameee banget. Ya iya laaaah, namanya juga konser.

Horeeeee, jadi ketemu mas-mas so7 dong Ken? Seneng gak???

Enggak!!!! Lha kok bisa? Gimana mau seneng sampe sana sembari memarkir motor terdengar lagu Berhenti Berharap pas reff terakhir lalu konser SELESAI.

Oh Tuhaaaaan, jadi kesimpulannya untuk perjuangan ini adalah setelah melalui perjalanan panjang begitu sampai lokasi, PERTUNJUKAN SELESAI. *Tertegun   

cerita so7 @bekasi

 8 Mei 2013. Entah ini sudah keberapa aku menonton konser sheila on 7, kali ini ke Bekasi, jauh sekali dan nyaris tak pernah kuduga bahwa akhirnya aku berangkat menonton konser yang jauh disana. Dahulu temanku pernah bertanya,

‘nonton konser paling jauh kemana Ken’?

‘Semarang’

Tapi kalau dia tanyakan hal yang sama sekarang, maka jawabannya adalah Bekasi. Sebenarnya aku sudah mengurungkan niatku untuk berangkat lantaran jauh. Namun keajaiban jauh dari langit. *pluk cling cling (begitu suaranya). Tak hanya untuk urusan nonton konser tapi juga untuk seminar iklan. Karena ada dua kepentingan jadi aku tak berangkat sendirian, yap, aku ke Jakarta bertiga. Dengan teman sekelasku si Tya dan kakak tingkat namanya Rendi yang mememememeeeeel bangeet, hahahaaa. Suer, ni anak nyebelin, pengen rasanya ngelempar dia dari kereta, bluuuuuung. *lempar lempar. Ah sudahlah.

Jumat, 17 Mei jam 15.30 kereta Bengawan dari stasiun Jebres mengantarkanku ke Jakarta. Kapanpun dan kemanapun aku pergi, aku tak pernah khawatir akan menginap dimana. Karena dimana-mana pasti ada SheilaGank. Aku selalu merasa aman bersama mereka, yang kutahu semua anak SheilaGank baik, mereka bersedia menolong kapanpun aku membutuhkan bantuan. Jakarta, ah tak perlu khawatirkan bagaimana aku hidup disana. Afdieeeeeee.... *cieeee, namamu tak sebut disini loh. Ya iya dong, soalnya kan kamu yang nolongin aku selama di Jakarta. Yap, jadi si Afdi ini yang menjemputku di stasiun Jatinegara. Lama aku menunggunya datang, mungkin sekitar 30 menit. Selama menunggu kubuka fesbuk dan gak lupa update status coooy, ahahahaaa... dan gak taunya, ini status jadi bahan ngekek pas ketemu sama anak jabodetabek, he’s Bang Kurniawan. Kata dia ‘ni anak jam 01.30 nytatus, katanya lagi di Jatinegara’, hihihi..

Setelah menunggu, akhirnya si Afdi datang membawa pedang, wkwkwkw... *opo yo arep tempur. Dan karena udah gak ada yang ditunggu lagi kamipun menuju rumah Afdi. Kupandangi suasana ibukota yang baru kali ini kuinjakan kakiku disini. Wow, kota memang tak pernah tidur. Sana sini masih juga ramai oleh kerumunan masyarakat. Satu pemandangan yang menarik perhatianku adalah Pasar Ikan. Uuuuh, baunya amis sekali, ditambah angkot macet disini. Tapi its ok lah, aku gak mau ngeluh, aku nikmati saja apa yang ada dihadapanku, sayangnya ikannya belum dimasak jadi gak nikmat. Eh... :D

Angkotpun selesai menunaikan tugasnya untuk mengantarkan kami. Tapi perjalanan belum usai, rupa2nya rumah Afdi masih jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Aku gak tau pasti berapa kilo jarak ini, tapi yang pasti aku tepar jalan kaki. Jam berapa aku sampai rumahnya? Ah lupa. *jam piro di? Halah paling dia juga gak inget.

Setelah menempuh perjalanan Solo-Jakarta yang sangat sangat sangat melelahkan, tibalah kami bertiga dirumah si Afdi. Kami beristirahat, lalu adzan subuh berkumandang, aku mandi, sholat dan tidur lagi. Sementara temanku yang lain sudah pulas dalam tidurnya.

Jam demi jam berlalu, matahari mulai bertengger menyinari bumi. Ada orang tak dikenal datang menghampiri kami yang sedang bersantai. Lelaki berkulit hitam, berambut keriting, dan sungguh menyeramkan. Meski menyeramkan tetap aku menyapanya, dan rupa-rupanya dia adalah si Paijo anak SheilaGank pandawa 5. Hahahaaaa... dengan dia kami akan berangkat ke Bekasi Square.

Kami cemas memikirkan sesuatu, apakah yang dipikirkan? Mau tau? Pembaca mau tau? Baiklah kan kuberi tau. Jadi, tebengan untuk ke Bekasi kurang satu biji. Aku berusaha mencari-cari teman yang bisa ditebengi. Ku posting status disana sini, kutanya beberapa teman yang kiranya bisa menolong. Luar biasa, respon teman2 begitu cepat dan hasil dari usahaku adalah nihil. Tak ada teman yang bisa ditebengi. So, endingnya aku, Tya, dan Afdi ngangkot. Sementara Paijo dan Rendi mengendarai motor. Tak apalah, daripada udah sampai Jakarta dan hanya karena gak ada tebengan kami gak berangkat, mau gak mau kita naik angkot juga. Tapi jangan dikira kita bertiga berangkat naik angkot bener2 bareng dari satu tempat, hah... tidak. Aku dan Tya duluan naik angkot, sedangkan si Afdi naik motor dan disuatu tempat nanti sang motor akan dititipkan lalu ia naik angkot bersama kami. Aku dan Tya hanya menurut aba2 dari Afdi. Rasanya takut, didalam angkot dan gak tau jalan. Nanti kalo ada apa2 gimana hayoooo??? L. Tapi iya sudah, aku percaya padamu Afdi dan kucoba ikuti aba2mu. J

Ada suatu insiden yang membuatku takut, jadi pas turun dari angkot dan membayar ongkos pada sopir, dia tanya ‘dari mana mbak’, aku jawab ‘Solo’. Eh gak ngerti kenapa tu sopir mukanya jadi jelek banget karena merengut seperti marah dan gak ramah. Aku yang gak ngerti apa2 sedikit takut akan hal itu, kukira karena ongkosnya kurang, tapi bukan, dan entahlah mengapa dia gak ramah.

Kami berganti angkot, ini angkot ketiga sekaligus terakhir yang kami tumpangi sebelum sampai dilokasi. Macet sudah pasti adalah pemandangan sehari-hari. Tak terkecuali hari ini, yap kita terjebak macetcetcet. Ada sesuatu yang menggelitikku dan tertawa geli, angkotku ‘disalip’ becak. Tahu gini mending naik becak ya tadi. Aku membatin. Setelah lama lama lama mamamamamaaaa terjebak dalam angkot yang macet, pukul 15.36 kami sampai dilokasi, its BEKASI SQUARE. Hu yaaaa, horeeee... yeyeyelalala... senangnya bisa sampai sini dengan selamat, sehat, sentosa dan bahagia. Lalu dimanakah lokasi sheila on 7 beraksi? Tempat ini masih kita cari cari, tanya satpam sana sini, dan hinggaplah kami pada suatu tempat. Depan XXI. Nongkrong dulu disini gank. Lagipula hari masih sore, so7 belum mulai.

Di depan XXI anak-anak SheilaGank ngumpul, dimana kebanyakan adalah dari jabodetabek. Ada Mbak Eni, Bang Kurniawan, Marwan, Djenri, Blekok Sawah, Dwi, satu lagi yang masih SMP aku lupa namanya, dan buanyaaaak banget aku gak hafal, hihihi. Kami saling sapa, berhahahihi, mengobrol ngalor ngidul, dan foto bersama. Malam ini, Bekasi Square lantai 4 (kalau gak salah itung), ramai dengan adanya kami pasukan SheilaGank. Sore berganti malam, waktu sudah menunjukan pukul 19.30, setelah menunaikan kewajiban aku berserta teman2 menuju panggung. Masuk lokasi ada pemeriksaan barang, sejujurnya aku tak suka akan hal ini, selalu dan selalu, bagi yang membawa minum kalau tak dibuang ya harus dihabiskan (dipikir kita unta yang minumnya banyak suruh ngabisin air), aku yang memang kancil tak pernah kehabisan akal untuk mengelabui panitia. Jadi ************ sensor caraku ngibul, walhasil aku tetap bisa membawa minum kedalam. Bodo amaaat... hahaaaaa....

Sampai didalam sheila on 7 belum tampil, halah ya memang demikian. Panitia bilang mereka keluar jam 20.00, beradasarkan pengalaman nonton konser, mereka pasti main jam 22.00 keatas. Yaudah deh, kita nunggu sambil gabung sama SheilaGank yang lain. Yaaa... banyak banget anak SG yang kutemui, ada Mbak Laut, Reza, Ibend, Ari, Yulvan, Nanda, Jaka, Modus, ayo siapa lagi yang mau presensi??? :D

Setelah kiranya ada tanda2 bahwa sheila on 7 akan segera tampil, kami bergegas meninggalkan tempat nongkrong yang berada dibelakang merchandise so7 untuk kedepan panggung. Lama kemudian munculan band kesayangan kita semua, siapakah diaaaaa?????? Iyaaa, jawaban kalian tepat sekali. Tembang pertama yang dibawakan adalah ‘Seberapa Pantas dan berakhir dengan Melompat Lebih Tinggi’. Bocoran lagu baru juga dinyanyikan sedikit. Bagi yang penasaran liat saja videonya di akunku atau Youtube. Next, satu hal yang membuat takjub diakhir acara adalah ‘Kembang Api’. Duuuuar duuuuar duaar, super keren, ditambah soundtracknya Melompat Lebih Tinggi. Rasa-rasanya perjuangan menempuh perjalanan yang jauh dari Solo ke Jakarta, berdesakan dengan banyak manusia, terjebak diantara macetnya ibukota, terpapar panas yang sangat menyengat, berjejal dengan udara kotor asap knalpot, dan bosannya menunggu, terbayar setelah konser ini selesai dengan sangat menakjubkan.

Seusai konser, kami masih ingin berfoto bareng sheila on 7. Hotel Horizon adalah tempat mas2 so7 menginap. Kita yang ingin berfoto diperbolehkan dan bahkan disuruh kesana. Di waktu ini, aku kehilangan jejak temanku Tya, Afdi dan Rendi, ya kami terpisah. Aku bingung harus bagaimana. Langkah teman2 sangat tergesa dan cepat, nomor HP Tya dan Rendi tak dapat dihubungi. Tapi untung ada bang Kurniawan jadi masih ada temannya, hehe, aku keparkiran sama dia. Diparkiran ketemu Paijo. Akupun nebeng motor Paijo, bertiga dengan Mbak Laut. Kami keluar parkiran, dan hah yaaa... selalu ada saja kejadian yang membuat tertawa geli. Memang dasar Paijo, mau keluar parkiran muter2 sampe 3 kali dan ketemu jalan yang itu lagi itu lagi (kita gak bisa keluar gara2 salah jalan, dan salahnya terulang sampai 3 kali) *kebangetan. Ada juga kejadian yang aduh kasian banget, ‘motor mogok’. Hem, motor siapa ya? Ari bukan? Entahlah. Aku belum juga menemuan teman2ku, mereka hilang, oooh tidaaaakk... nasibku gimana???? Nomor Tya da Rendi mati, Afdi??? Aku mencoba menghubunginya, tuuut tuuut tuuut.

‘Halo’. Yes nyambung.

‘Afdi, kamu dimana’

‘Di bundaran depan mall ken’

‘Tya dan Rendi sama kamu’

‘Iya, kita tunggu disini’.

Legaaaaaaaa.....

Rasa lega ini bercampur dengan berhasilnya kita menemukan pintu keluar mall, tapi aku masih gagagagalaaau... galau apa lagi keken? Ya gimana, mau ikut ke hotel tebengan kurang, ada tiga orang yang tak bisa terangkut. Lagipula jemputanku sudah hampir datang. Hingga pada akhirnya, keputusan kuambil dengan sangat berat hati, kuketokkan palu tiga kali, tok tok tok. Aku gak ikut ke Horizon, Afdi, Paijo dan kawan2 SheilaGank semua tinggalkan kami bertiga. Mereka meninggalkan aku, Tya dan Rendi didepan mall. Tak lama setelah itu Mas Trias datang menjemput, mengangkut kami kerumahnya.

Diperjalanan, sampai rumah Mas Trias dan hingga kutulis cerita ini, keinginan untuk ikut ke Horizon masih terbayang2. Tapi ya sudahlah, masak mau diulangi dari awal??? hehehe

Malam ini kita have fun, ini malam minggu yang kulewatin di kota terjauh dan besama mereka yang kusayang. Pas dijalan, aku dapat sms dari teman, kalau ditanggal ini setahun lalu adalah konser tunggal so7 (anniversary so7). Aku terdiam, tertegun, berfikir. Tepat sekali, setahun lalu ditanggal 18 Mei aku dan teman2 SG menikmati pesta akbar tahunan dan kini ditanggal yang sama aku menikmati hal serupa namun tak sama. Mungkin hanya kebetulan, namun ini tentu akan menjadi Kisah Klasik untuk Masa Depan.

#Loh ceritanya habis. J

Selamat tinggal Juli ku

 Selamat tinggal Juli ku

Bawa saja pergi harapan, mimpi indah, dan asa yang kau ukir dan kau hianati sendiri.
Selamat tinggal Juli ku
Berlarilah bersama rasa bersalah yang menyiksa sukmamu
Menggerogoti jiwamu,
Selamat tinggal Juli ku
Satu semester kujalani dengan menggenggam sebungkus kepedihan
Sakitnya masih terasa, seperti kulit ari yang terkoyak, mengelupas, dan kusiram dengan garam
Perih...
Ooh Tuhan, sakit macam apa ini? Yang kadang sembuh dan kadang kambuh
Mata ini belum pernah mengalirkan airnya sederas ini
Hati kerasku belum pernah merasa kepedihan seperih ini.

ceritaku: sheila on 7 (ditulis jaman dulu banget, jadi bahasanya rada alay)

 Sheila on 7

Hmm telinga siapa sih yang ga pernah dengar nama itu?? Yeeach band yang satu ini memang sudah tak asing lagi di telinga pencinta musik Indonesia. Menurut prediksiku sih sheila on 7 atau yang biasa di panggil so7 ini bakal jadi band yang legendaris di negeri ini. Aku bangga dan salut banget sama mereka cz meski sempet dibilang sekarat tapi so7 tetap jalan terus. Mereka terus berjuang dan berkarya, buktinya mereka masih eksis di dunia permusikan, mampu melahirkan album dan mondar mandir di stasiun televisi.

Ok reader, aku ceritain deh asal muasal kenapa aku bisa kenal so7. Aku udah suka so7 sejak kelas dua SD (hmm masih ingusan lu ken). Yeeach... gara-garanya sih kakak cowok ku dulu sering nyanyiin lagu so7 terus selain itu aku juga sering denger lagunya di tivi. Tapi karena waktu itu aku masih kecil banget jadi aku gak ngerti apa2 soal musik. Nama bandnya apa juga waktu itu aku belum  tau. Lalu ketika duduk dibangku kelas tiga teman sebangku ku cerita tentang so7, nah dari situlah aku tau so7. Selain itu dia juga bilang kalau dia punya kaset so7. So aku pinjem dah tu kaset dan aku catetin semua lagunya. Gak puas dengan begitu saja akupun meminta nenekku tuk membelikan kasetnya. Waktu itu musim album “Kisah Klasik utuk Masa Depan”. Setelah dibeliin langsung deh aku putar kasetnya dan kudengarkan lagu2nya. Aku benar2 suka dan jatuh hati sama so7. Dan semenjak itulah aku ngefans sama yang namanya sheila on 7.

Naik kelas empat album “07 Des” dirilis. Awalnya aku tau dari kawanku kalau sheila ngeluarin album. Hmmm aku penasaran banget dan syukurnya waktu itu pas libur sekolah. Biasa laah aku liburan di Bali dan aku meminta ibuku untuk membelikan kasetnya. Yes... dapet. Ku dengarkan lagu2nya. Sumpah, lagu di album ini bagus semua. Dan album 07 Des ini merupakan album favoritku.

Begitupun dengan album-album  berikutnya. Aku tetap mengikuti dan membei kasetnya. Selain itu aku juga punya catetannya. Gak tau sudah berapa kali ganti buku dan alhasil sekarang bertahan satu buku. Alasan gonta ganti macam-macam. Mulai dari memang bukunya udah ga layak pakai sampai pernah suatu ketika bukuku dipinjam teman dan dirobekin covernya. Huuuaaahh gak rela aku tu buku dirobekin. Endingnya yaa aku nyalin lagi deh. Capek nyalin,tapi mau gimana lagi. Demi sheila on 7 ku cicil menulis lagu demi lagu. Pas udah beres ku jaga bener tu lagu. Kalau ada temen yang  jatuhin atau buat mainan pasti langsung ku marahi. Huhuhuw ( lebay lu Ken) biariiin bodo amat.

Ah banyak kesan-kesanku  tentang so7. Dan aku paling terpukul adalah disaat sheila dikabarkan bubar. Tepatnya waktu aku kelas satu SMA. Pada saat itu tahun 2007. Aku dengar kabar dari teman sebangku. Terus Eross dan Brian bikin band baru namanya Jagostu. Gak banyak info yang ku tau karena saat itu HP ku gak bisa buat akses internet. Aku juga jarang nonton infotaiment apalagi beli majalah. Buang-buang duit aja. ( kalo ada so7 nya baru aku beli, hehee).

Tapi jujur di dalam hatiku yang paling dalam aku tak percaya dengan berita itu. Aku mencoba tegar dan tabah. Walau hati menjerit dan menangis sejadi-jadinya terpukul akan kabar itu tapi aku tetap bertahan. Dan satu yang ad dipikiranku saat itu adalah andai berta itu benar takkan membuatku meninggalkan so7, karena aku merasa masih banyak karyanya yang masih bisa dinikmati.

 

 

Merasa sendiri

 

Yah kalau boleh jujur aku benar-benar merasa sendiri dan seperti tak punya teman lagi. Ga punya semangat,semenjak so7 tak terdengar aku merasa terpukul. Belum lagi ejekan dari teman-teman yang semakin membuatku tertekan. Tapi semua itu sirna oleh satu hal yaitu kesetiaan. Yah aku tetap setia dan terus ada disamping so7.

Cahaya terangpun sedikit dem sedikit mulai tampak. Saat itu aku mendengar kabar dari temanku kalau so7 merilis sigle baru berjudul “Betapa”. Wajah sumringah,senang,dn bahagia. Itulah ekspresi yang tersirat dari wajahku. Tak sabar aku tuk  mendegarkan lagu itu akupun setiap hari menyetel radio. Walau kekecewaan yang kudapat karena lagu itu tak jua diputar tapi aku tetap setia menantinya. Dan waktu itupun tiba. Aku bisa mendengarkan sigle baru itu.

Yah senang sekali rasanya. Didalam kamar aku tersenyum sendiri. Kebahagiaanku benar2 tampak pada saat itu, dan aku bertanya dalam hati “mana buktinya so7 bubar”? Sungguh aku puas,bangga,dan lega. Dan aku merasa bahwa aku tak salah memilih idola.

Pada saat kenaikan kelas dua, album menentukan arah sudah beredar di pasaran. Aku tak mampu membendung gairahku tuk memiliki  kaset itu. Aku tak rela jika harus menjadi yang terlewatkan tuk membeli kasetnya. Setiap hari kusisihkan uang jajanku tuk membelinya. Setelah terkumpul akupun pergi kesupermarket untu membeli “Menentukan Arah”. Karena aku tak punya tape akhirnya aku beranjak ke rumah teman untuk meminjam walkmannya. Kudengarkan lagu-lagunya, tak bosan aku mendengarkan musik demi musik, suara demi suara Duta, ku bolak balik kaset itu sampai aku merasa puas. Setiap hari kunyanyikan lagunya. Dan lagu yang paling sering kunyanyikan adalah “Ibu Linda” sampai salah seorang temanku hafal karena aku terlalu sering menyanyikannya.

Next album “ Berlayar”. Ada yang special di album ini, aku membelinya dengan uang hasil jerih payahku sendiri. Waktu itu aku di Bali. Perjuangannya untuk dapetin album ini yaitu satu aku harus nyari2 toko kaset dan aku sama sekali gak tau jalan. Namun apalah guna orang banyak, ya aku bertanya pada mereka. Mereka menunjukkanku jalan dan kudapatilah toko kaset “ Istana Musik”

“ Mbak, ada CD sheila on 7 gak?” tanyaku

“ adanya ini” jawab penjaga toko sambil menunjukan album “ Jalan Terus”

Aku pulang tanpa dendam. Soundtrack yang pas banget. Jadi album yang baru belum sampe Bali, sabar yaaa Niken, ucapku dalam hati. Haripun berganti, aku mendatangi toko kaset lagi, dengan penuh keyakinan ku langkahkan kaki dan menanyakan CD so7. Kali ini keberuntungan berpihak padaku. CD itu berhasil kugenggam. Disangka GILA karena senyum2 sendiri, aaahhh bodo amat. Lha aku emang GILA, GILA karena Sheila. Hee...

Mengapa suka Sheila???

Ini adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan teman2ku tapi tak jua ku temukan jawaban yang paling tepat. Hingga pada akhirnya aku mendapat wangsit setelah bertapa sekian lama (halaah).

 “witing tresno jalaran soko kulino” ini pepatah jawa yang kurasa emang bener. Habit atau kebiasaan. Karena aku terbiasa dengan SO7, seperti yang sudah kuceritakan, aku hidup berdampingan dengan so7 sejak masih kecil. So, ya itu tadi asalnya suka karena terbiasa. Tapi kalo temenku tanya “apa sih yang kamu suka dari so7?” nah kalo ini aku mikir jawabannya dulu, tapi kata pertama yang aku ucapin adalah “banyak”

Satu karyanya, dua sikap mereka,tiga suara Duta, empat kesederhanaan mereka, lima kosong tujuh angka keramatnya. Hehehehe....

Ya itulah  yang aku suka dari mereka, susah kalo mesti di terangin dengan kata2 yang tertata rapi. Intinya JALAN TERUS....

Ulang Tahun

 hari ini ulang tahunku teman-teman datang merayakannya

ada yang membawa hadiah berbentuk kotak, bulat, dan dibungkus dengan kertas berwarna-warni

hari ini ulang tahunku

rumahku ramai

lagu ulang tahun terus diputar, terus dan terus mengalun

hari ini hari ulang tahunku

rumahku dihiasi kertas bertuliskan "selamat ulang tahun"

hari ini hari ulang tahunku

kue-kue cantik itu ada diatas meja

siapapun boleh memakannya

hari ini, aku memakai baju baru

ibu yang membelikan

warnanya merah jambu, berhias renda putih

ah, aku seperti putri raja di dongeng-dongeng itu

kata nenek "wah, cucuku cantik sekali hari ini"

aku hanya tertawa karena aku hanya bisa tertawa

Seperti Dulu

 Bisakah kita seperti dahulu?

tak saling tahu tak saling mengenal

seperti memang tak pernah kenal

Bisakah kita seperti dahulu?

tak saling mencintai tak saling menyayangi

hingga akhirnya tak saling merasa terluka

tak perlu kau ucapkan selamat tinggal

juga tak usah kukatakan sampai jupa

karena kita tak pernah berjumpa

 

SKA, 5 Februari 2014

Hujan

 hujan memberhentikanmu sejenak

dari aktivitasmu

dia membuatmu terdiam

menikmatinya dengan sejuta kenangan yang pernah tercipta

ia melemparmu ke lorong yang kusebut masa lalu

aku tak pernah mengatakan aku menyukai hujan

karena memang tidak

karena hujan membuatku membeku

dinginnya menyentuh tulang

aku terdiam

dan hanya menikmatinya dengan sejuta kenangan yang pernah ada

Yogyakarta, 17 November 2013. 01:32 pm

Gembel

jika aku kaya, aku pasti tidak akan di sini

barangkali aku akan jalan-jalan ke mall

menghabiskan lima juta uangku

hanya untuk sepasang sepatu

seandainya aku kaya

aku pasti tidak akan di sini

di tempat yang berbau busuk ini

berteman ketakutan, akan satpol pamong praja

yang bisa menerkamku sewaltu-waktu

lalu menggelandangku dengan mobil berpagar jeruji

katanya keberadaanku dianggap mengganggu

bikin kotor kota

mengganggu penglihatan mata

juga berisik bagi telinga

jika aku kaya

orang-orang pasti menghormatiku, memujaku, dan memberikan senyum mereka dengan cuma-cuma

bukan tatapan sinis ataupun kebencian

kadang aku tak mengerti

mengapa mereka tak suka bahkan jijik terhadapku

padahal bukan keinginanku menjadi begini

tapi mau diapakan lagi?

toh mereka yang katanya peduli justru membuang muka

menyelamatkan wibawanya.

 

 

Surabaya, 10 Maret 2014.

 

Niken Ayu


Aku Berkata Tentang Cinta

 Cinta itu hati yang menilai

hati pula yang dapat merasakan

cinta tak dapat kau paksakan

pun tak dapat kau tolak

cinta seperti maut

ia tak dapat diminta

tak dapat pula dihindari

karena cinta datang dari hati terdalam

cinta tak pernah salah

ia indah, selalu mesra seperti lembutnya angin

cinta yang tulus tak pernah mengharap apa pun

karena cinta cukup untuk cinta.

Semu

terlalu banyak nama yang menjadi wajah-wajah manusia

namun tak satu pun yang utuh menterjemahkan wujudmu maisku

burung kelelawar mulai berterbangan di langit

perlahan menjadi gelap di laut ini

betapa pun bayangmu nyata

tapi kalbu ini tak mampu meraihmu

Kartini

Seseorang yang menginspirasi Kartini adalah Pandita Ramabai, wanita Hindu yang gagah berani. Ia mempelopori perlawanan terhadap nasib buruk para janda, bahwa menurut adat seorang janda adalah kutukan dan kehinaan karena ialah yang menyebabkan kematian suaminya, tak tahan oleh penderitaan itu Ramabai pergi ke hutan, namun di tengah jalan ayahnya tak kuat lagi melanjutkan perjalanan, hingga ia memutuskan untuk menghabiskan sisa umurnya dalam kolam suci. Wanita India yang beragama Hindu tak diperbolehkan membaca Veda, dan saat seorang sudra salah membaca Veda ia tak luput dari hukuman, yaitu dituang telinganya dengan besi panas. Kezaliman orang terhadap dirinya kemudian ditulis sebagai otobiografinya dan tersiar ke seluruh dunia. Kartini membaca dalam bahasa Belanda.

Ramabai meninggalkan negaranya menuju Inggris dengan biayanya sendiri dari honornya menulis buku otobiografinya sendiri. Dari Inggris Ramabai pergi ke Amerika untuk kuliah bahasa sansekerta. Sepulangnya kembali ke India ia mendirikan sekolah untuk perempuan dan gadis golongan biasa.

 

Quotes Anak Semua Bangsa oleh Pramoedya Ananta Toer

 Aku telah sanggup memutuskan suatu perkara pelik, memisahkan belas kasihan daripada kejahatan, meleraikan yang salah dari yang tidak- memenangkan suatu azas. Lebih dari itu: aku telah mampu mengatasi kelemahan hati sendiri, mengatasi sentimen yang tidak pada tempatnya. Dan aku nilai ini sebagai suatu kemenangan pribadi. Minke-

Di mana pun ada yang mulia dan jahat. Di mana pun ada malaikat dan iblis. Di mana pun ada malaikat bermuka iblis dan iblis bermuka malaikat. Dan satu yang tetap, abadi : yang kolonial, dia selalu iblis. Kau hidup dalam alam kolonial. Kau tak dapat menghindari. Tak apa, asal kau mengerti, dia iblis sampai akhir zaman dan kau mengerti dia memang iblis. Nyai Ontosoroh

Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh di kemudian hari. 

Ilmu pengetahuan odern mengusik siapa saja dari keamanan dan kedamaiannya. Juga manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai individu tidak lagi bisa merasa aman. Dia dikejar-kejar selalu, karena ilmu pengetahuan modern memberikan inspirasi dan nafsu untuk menguasai: alam dan manusia sekaligus. Tak ada kekuatan lain yang bisa menghentikan nafsu berkuasa ini kecuali ilmu pengetahuan itu sendiri yang lebih unggul, di tangan manusia yang lebih berbudi.-Minke

Kehidupan ini seimbang, barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, ia gila. Barangsiapa memandang pada penderitaanya saja, ia sakit. Tuan Kommer

Tidak seharusnya orang melihat keceriaan dan derita sebagai suatu keseimbangan. Kan kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapapun tentang kenyataan?

Pengarang yang baik seyogyanya dapat memberikan kegembiraan pada pembacanya bukan kegembiraan palsu, memberikan kepercayaan hidup ini indah. Jangan pembaca itu dijejal dengan penderitaan tanpa kepercayaan bahwa seberat-beratnya penderitaan juga bisa dilawan, dan begitu dilalui bukan saja hilang bobotnya sebagai penderitaan, malah terasa sebagai lelucon. 

Menggiring diri sendiri pada sarang cacar sama gilanya dengan takluk pada sang penderitaan. Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia. 

Dapat menikmati hidup dengan keindahannya, juga tidak menutup mata terhadap borok-boroknya. Dibutuhkan kekuatan, keras, dan kukuh untuk membikin terobosan dari satu ton tindasan penderitaan. 

Melarikan diri adalah kriminal. Sia-sia semua pendidikan dan pengalamanmu

Sahabat dalam kesulitan adalah sahabat dalam segala-galanya. Jangan sepelekan persahabatan. Kehebatannya lebih besar daripada panasnya permusuhan.

Sepandai-pandainya lelaki, kalau sedang gandrung dia sungguh sebodoh-bodohnya si tolol.

Semua yang terjadi di bawah kolong langit adalah urusan setiap orang yang berfikir. 


Junk diambil dari bahasa Portugis junco yang berarti perahu bercadik. Portugis mengambilnya dari bahasa Jawa kuno jong atau jung. Kita bisa bersikeras bahwa itu adalah sumbangan Indonesia kepada bahasa Eropa, sebab tak ada Jawa yang bukan Indonesia kecuali di Suriname. Sayangnya, kata jong sendiri, meski ada di buku sekolah dasar, tidak tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ayu Utami-Bahasa!

 

Pada masa sulit ini mobil berjejer di pinggir jalan, hampir semuanya di jual dan tidak ada yang dijual. Kita tidak peduli lagi pada proses pengalihan bunyi menjadi aksara, jadi untuk apa membeda-bedakan kata depan dan awalan?" (Tamasya Bahasa, Supardi Djoko Damono)

 

Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.” (Nyai Ontosoroh)

 

Juga jangan jadi kriminil dalam percintaan yang menaklukan wanita dengan gemerincing ringgit, kilau harta dan pangkat. Lelaki belakangan ini adalah juga kriminil, sedang perempuan yang tertaklukan hanya pelacur.”

― Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

 

Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai. (Nyai Ontosoroh)”

― Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

 

Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.