Aku aku
sedang dalam zona ‘ketidaktahuan’ tentang jurusan yang akan menentukan masa
depanku. aku tak memikirkan apa2 karena daripada tidak kuliah tidak jelas,
kuterima saja apa yang ada ditanganku kini. Dengan kebutaan yang benar2 buta,
kumencoba meraba dan mencari jati diri, menentukan arah kepada siapa aku
mengabdi.
Hari
demi hari berlalu, sedikit demi sedikit aku tahu apa dunia yang kugeluti
sekarang. Dunia iklan itu rumit, ia berjejal dengan banyak ilmu. Seperti ilmu
komunikasi, pemasaran, perencanaan media, riset, desain grafis, perilaku
konsumen, segmentasi konsumen, dsb. Periklanan itu kompleks, gak Cuma berbicara
soal bikin konsep,eksekusi, tayang, TAMAT. Gak sesimple itu kalau bicara iklan, hei... dunia iklan itu
rumiiiiiiiit sekali. Sebelum bikin kita mesti tau siapa target dan apa produk,
siapa client dan berapa duit dia. Heh. . .
Advertising
adalah cara berJUALan produk atau jasa yang dikemas menggunakan PESAN dengan
menggunakan MEDIA sebagai perantara untuk menyampaikan pesan tersebut. Selama
kuliah aku diPERKENALKAN (ya hanya diperkenalkan) dengan Etika Periklanan,
Desain Grafis, IMC, Penulisan Naskah, Dasar Periklanan, Dasar Pemasaran, Fotografi, Komunikasi Massa
dan kawan kawan (tak ada gunanya kusebut itu semua). Satu hal yang ingin
kutekankan adalah, mereka hanya MEMPERKENALKAN. Tak lebih dari itu. Aku masih
haus akan dunia iklan, aku ingin tahu secara NYATA makhluk halus yang bernama
ADVERTISING AGENCY. Semakin bertambah tingkat semester semakin bisa pula aku
merasakan bentuk makhluk gaib itu. Tapi aku masih tak mengerti, dan aku tak
mengerti apa yang tak ku mengerti.
Perlukah
aku menuliskan pula secara teoritis apa yag kudapat di bangku kuliah dan apa
yang kutahu tentang IKLAN?
Baiklah...
Seperti
yang telah kusampaikan diawal, iklan adalah berjualan, berjualan tentu
menyampaikan pesan, menyampaikan pesan melalui media. Jika berbicara media
dalam ranah ilmu komunikasi mari kita sepakati media disini adalah media massa,
bukan medya luph duta ataupun cikita medya, tapi MEDIA MASSA. Ada pesan ada
media. Pertama pesan, ya pesan. Ngomong-ngomong soal pesan, hemm... yang kutahu
pesan dalam iklan harus KREATIF, okay... kreatif lhoo bukan reaktif. Apa itu
kreatif? Kreatif menurutku adalah BEDA dari yang lain. Beda dari yang lain itu
yang bagaimana??? aku sendiripun bingung
apa definisi dari kreatif, baiklah kita buka KBBI saja. apa definisi dari
kreatif???
Kreatif
adalah memiiki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Itulah
kreatif menurut KBBI. Secara umum begitulah arti dari kreatif, sekarang mari
persempit kekreatifan itu dalam hal PESAN IKLAN. Menurutku, pesan iklan yang kreatif
adalah yang dapat diingat oleh orang karena ia biasa tapi istimewa. Misalnya
saja deh, ‘Gak ada loe gak rame’, apapun makanannya minumnya teh botol sosro,
‘Honda semakin didepan’, ‘wani piro’.
Kata2
itu biasaaaa, tapi istimewa, karena mereka bisa booming.
Ah
sebentar sebentar, jujur saja jujur. Aku bingung jika ditanyai apa itu iklan.
Aku selalu bingung bagaimana harus menjawabnya. Harus kujawab secara teori atau
secara sederhana atau secara singkat. Dan aku selalu kikuk bila ada yang
bertanya kepadaku “wong iklan iki tugase ngopo”? nah lo kalo udah kaya gitu
gimana ngejawabnya coba?
Ah
yasudah, kujawab saja secara sederhana, orang iklan kerjaannya CARI IDE CERITA.
Udah itu saja. cari IDE, buat dijadiin CERITA. ‘Ide itu yang mahal’, kata
dosen. Orang iklan kerjaannya JUALAN IDE.
Ngerasa
gak sih kalo tulisanku ngawur ngalor ngidul? Wong sebenernya aku mau cerita
soal aku dan dunia iklan. Pengalamanku, perjalananku di dunia iklan. Eh malah
sampe teorinya segala. Yawes, itu tadi sedikit tentang iklan, yang intinya ada
pesan. Kalau mau dilanjutin sampe media dan massa wah bakal panjang dan
melelahkan sekali bagi pembaca.
Balik
ke aku dan dunia iklan. Semester satu aku masih buta dengan dunia iklan,
semester dua sedikit demi sedikit cahaya mulai tampak. Aku berkeinginan untuk
menjadi seorang COPYWRITER. Satu hal yang melatarbelakanginya karena aku suka
MENULIS. Ya, itulah modalku. SUKA. Kata orang, kita harus suka dulu dengan
suatu hal, untuk kedepannya jalan bisa dicari, dan pasti ada jalan itu. Aku
mencoba untuk mempraktekkan kata2 orang itu, biarlah kuturuti mereka. Kusetujui
pernyataan itu.
Oke,
aku suka menulis, tapi jujur saja aku bingung menuliskan itu bagaimana. Beda
dengan desain yang yaaa. Dia itu visual, terlihat, dan unsurnya jelas, warna,
tekstur, garis, bidang. Beda kan sama tulis menulis. Unsurnya Cuma ABZAD. Yang
bisa jadi kata, kalimat, atau paragraf. Gak ada yang lain. Itulah mengapa, aku
bingung mau menulis yang bagaimana? Satu
hal lagi, kalau mau membuat pesan iklan pastilah ada konsep, gambar, desain,
kalau sudah begini sama saja dong dengan kita desain iklannya.
Inilah
kesulitan nomor 1 yang aku rasakan dalam proses untuk menjadi seorang CW.
Eh,
tapi begini ding kalau mau latihan jadi CW kan bisa juga bikin ceritanya..:)
Ya
gak sih??? Sepertinya masalah nomor satu ada solusinya. Then, sekarang kamu
bisa latihan bikin cerita. J
*SOLUSI
INI KUKETAHUI SAAT AKU BERADA DISEMESTER EMPAT.
Kembali
ke semester dua. Aku masih galau dan dihantui rasa cemas berkelanjutan. Mereka
membuatku tertekan. Mereka siapa? Banyaklah. Ambisiku, orang tua, idealisku,
dan kerabat2nya. Mereka menjadi hantu yang membayangiku. Membuatku takut dan
gila. Ketakutan2 yang hanya menghalangiku untuk melompat lebih tinggi. Tanya
yang tak jua terjawab semakin membuatku pesimis. Tanya itu, misalnya saja. aku
bertanya pada dosen pembimbing “pak, aku ingin jadi CW bagaimana jalannya, aku
harus belajar apa? Apa yang mesti kuketahui? Aku harus buat apa untuk
portofolio? Karena aku tahu portofoliolah yang menjadi modal untuk
mengantarkanku kegerbang pengabdian di dunia iklan. Cuma fortofolio kan menjadi
alat untuk mengetahui kemampuan seseorang??? And then, kemanakah orang2 galau
sepertiku ini harusnya berlabuh???
Itu
yang terjadi disemester dua. Sempat aku bertanya pada mereka yang telah menjadi
CW namun jawaban mereka tak mampu memuaskan hasrat keingintahuanku. Aku semakin
bimbang.
Repot
ya, udah tau mau ke Jakarta tapi bingung mau lewat mana...
***
Selamat
datang semester tiga. aku menjadi penghianat disemester ini. aku jatuh cinta
pada fotografi, dan ia terbawa hingga kini. Fotografer iklan, ia masuk dalam
divisi produksi, padahal orang iklan itu ya yang mencetuskan ide. Tapi hati tak
dapat disetir, rasa cinta berjalan dan mengalir begitu saja. aku benar-benar
jatuh cinta pada foto. Aku suka memotret, tapi setelah aku berkenalan dengannya
aku lihat banyak sekali hambatan, rintangan dan cobaan. Aku berjalan menyusuri
tapak demi tapak kehidupan, mengumpulkan keping demi keping arti dunia foto,
menentukan jati diri demi pengabdian masa depan. Aku belajar apa itu foto, aku
bertanya pada mbah google. Aku membaca tulisan2 tentang fotografi, aku melihat
objek2 yang menarik, melatih mataku untuk melihat. Dan aku memotret. Aku tak
punya kamera DSLR yang kini diagung2kan oleh para fotografer. Ah, tapi satu
hukum yang selalu kuingat. “man behind the gun”. Karya foto tidak tergantung
pada alat namun pada operatornya. Pernyataan ini benar tapi tak dapat
dipungkiri kesalahannya. Bagiku sendiri, fotografi akan menjadi lebih indah
jika yang memotret adalah orang berilmu dan alat yang digunakanpun mendukung.
Right???
Ya,
intinya disemester ini aku sangat cinta pada foto. Aku tahu mana yang mesti
kupelajari, dan aku sudah bisa menentukan kemana akan melangkah. Namun seperti yang
sudah2 aku tak tahu ke Sumatra harus melewati jalan apa.
***
Semester
empat telah berjalan satu bulan. Aku kembali berminat untuk menjadi seorang
copywriter. Karena aku suka menulis, dan memang disanalah takdirku. Bukan
difotografi. Tapi mimpi itu terlelap dalam ranjangnya, dan sesekali kuelus2
kepalanya. Ya, cintaku pada foto tak luntur, namun aku hanya menduakanmu.
Maafkan daku foto. Karena ini masalah waktu, aku harus fokus pada satu tujuan.
Biar gak keteteran gitoooo...
Sudah
kutemukan takdir itu,aku tahu kemana harus melangkah. Jalan itu masih mencoba
kutelusuri. Aku masih mempersiapkan modal untuk mendalami ilmu agar aku bisa
melihatmu wahai makhluk gaib yang selama ini menghantui jiwaku. J
0 komentar:
Posting Komentar