aku dan iklan

Tiga semester berlalu dan sekarang semester empat sedang berjalan. Coba aku flash back kebelakang (iya lah, back itu belakang bukan kedepan). Masih ingat ketika kamu memilih jurusan di UNS? Ya aku masih sangat mengingatnya, satu IT dan dua PERIKLANAN. Dengan pertimbangan karena aku suka bikin kata-kata yang menjual ( meski kusadari belakangan kata2 itu SAMPAH banget) tapi itulah yang menjadi modal mengapa aku memilih jurusan ini, ya karena aku suka menulis kalimat iklan yang SAMPAH itu. Sekian hari berlalu, baiklah mari percepat saja karena sesungguhnya aku tak ingin menceritakan kronologi ini. paragraf satu ini hanyalah pembuka. Aku diterima di pilihan yang kedua. Masa ospek tiba, dan aku sempat bertanya pada teman baruku namanya Nia, meski sebenarnya bukan aku yang bertanya dahulu, dia yang membuka pertanyaan. Beginlah tanyanya “jurusan periklanan tu NGAPAIN sih”. Dengan jujur dan polos kujawab “TIDAK TAHU”. ya, tibae ora aku tok seng buta iklan tapi ono kancane, batinku waktu itu.
Aku aku sedang dalam zona ‘ketidaktahuan’ tentang jurusan yang akan menentukan masa depanku. aku tak memikirkan apa2 karena daripada tidak kuliah tidak jelas, kuterima saja apa yang ada ditanganku kini. Dengan kebutaan yang benar2 buta, kumencoba meraba dan mencari jati diri, menentukan arah kepada siapa aku mengabdi.
Hari demi hari berlalu, sedikit demi sedikit aku tahu apa dunia yang kugeluti sekarang. Dunia iklan itu rumit, ia berjejal dengan banyak ilmu. Seperti ilmu komunikasi, pemasaran, perencanaan media, riset, desain grafis, perilaku konsumen, segmentasi konsumen, dsb. Periklanan itu kompleks, gak Cuma berbicara soal bikin konsep,eksekusi, tayang, TAMAT. Gak sesimple itu  kalau bicara iklan, hei... dunia iklan itu rumiiiiiiiit sekali. Sebelum bikin kita mesti tau siapa target dan apa produk, siapa client dan berapa duit dia. Heh. . .   
Advertising adalah cara berJUALan produk atau jasa yang dikemas menggunakan PESAN dengan menggunakan MEDIA sebagai perantara untuk menyampaikan pesan tersebut. Selama kuliah aku diPERKENALKAN (ya hanya diperkenalkan) dengan Etika Periklanan, Desain Grafis, IMC, Penulisan Naskah, Dasar Periklanan,  Dasar Pemasaran, Fotografi, Komunikasi Massa dan kawan kawan (tak ada gunanya kusebut itu semua). Satu hal yang ingin kutekankan adalah, mereka hanya MEMPERKENALKAN. Tak lebih dari itu. Aku masih haus akan dunia iklan, aku ingin tahu secara NYATA makhluk halus yang bernama ADVERTISING AGENCY. Semakin bertambah tingkat semester semakin bisa pula aku merasakan bentuk makhluk gaib itu. Tapi aku masih tak mengerti, dan aku tak mengerti apa yang tak ku mengerti.
Perlukah aku menuliskan pula secara teoritis apa yag kudapat di bangku kuliah dan apa yang kutahu tentang IKLAN?
Baiklah...
Seperti yang telah kusampaikan diawal, iklan adalah berjualan, berjualan tentu menyampaikan pesan, menyampaikan pesan melalui media. Jika berbicara media dalam ranah ilmu komunikasi mari kita sepakati media disini adalah media massa, bukan medya luph duta ataupun cikita medya, tapi MEDIA MASSA. Ada pesan ada media. Pertama pesan, ya pesan. Ngomong-ngomong soal pesan, hemm... yang kutahu pesan dalam iklan harus KREATIF, okay... kreatif lhoo bukan reaktif. Apa itu kreatif? Kreatif menurutku adalah BEDA dari yang lain. Beda dari yang lain itu yang bagaimana???  aku sendiripun bingung apa definisi dari kreatif, baiklah kita buka KBBI saja. apa definisi dari kreatif???
Kreatif adalah memiiki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Itulah kreatif menurut KBBI. Secara umum begitulah arti dari kreatif, sekarang mari persempit kekreatifan itu dalam hal PESAN IKLAN. Menurutku, pesan iklan yang kreatif adalah yang dapat diingat oleh orang karena ia biasa tapi istimewa. Misalnya saja deh, ‘Gak ada loe gak rame’, apapun makanannya minumnya teh botol sosro, ‘Honda semakin didepan’, ‘wani piro’.
Kata2 itu biasaaaa, tapi istimewa, karena mereka bisa booming.
Ah sebentar sebentar, jujur saja jujur. Aku bingung jika ditanyai apa itu iklan. Aku selalu bingung bagaimana harus menjawabnya. Harus kujawab secara teori atau secara sederhana atau secara singkat. Dan aku selalu kikuk bila ada yang bertanya kepadaku “wong iklan iki tugase ngopo”? nah lo kalo udah kaya gitu gimana ngejawabnya coba?
Ah yasudah, kujawab saja secara sederhana, orang iklan kerjaannya CARI IDE CERITA. Udah itu saja. cari IDE, buat dijadiin CERITA. ‘Ide itu yang mahal’, kata dosen. Orang iklan kerjaannya JUALAN IDE.
Ngerasa gak sih kalo tulisanku ngawur ngalor ngidul? Wong sebenernya aku mau cerita soal aku dan dunia iklan. Pengalamanku, perjalananku di dunia iklan. Eh malah sampe teorinya segala. Yawes, itu tadi sedikit tentang iklan, yang intinya ada pesan. Kalau mau dilanjutin sampe media dan massa wah bakal panjang dan melelahkan sekali bagi pembaca.
Balik ke aku dan dunia iklan. Semester satu aku masih buta dengan dunia iklan, semester dua sedikit demi sedikit cahaya mulai tampak. Aku berkeinginan untuk menjadi seorang COPYWRITER. Satu hal yang melatarbelakanginya karena aku suka MENULIS. Ya, itulah modalku. SUKA. Kata orang, kita harus suka dulu dengan suatu hal, untuk kedepannya jalan bisa dicari, dan pasti ada jalan itu. Aku mencoba untuk mempraktekkan kata2 orang itu, biarlah kuturuti mereka. Kusetujui pernyataan itu.
Oke, aku suka menulis, tapi jujur saja aku bingung menuliskan itu bagaimana. Beda dengan desain yang yaaa. Dia itu visual, terlihat, dan unsurnya jelas, warna, tekstur, garis, bidang. Beda kan sama tulis menulis. Unsurnya Cuma ABZAD. Yang bisa jadi kata, kalimat, atau paragraf. Gak ada yang lain. Itulah mengapa, aku bingung mau menulis yang bagaimana?  Satu hal lagi, kalau mau membuat pesan iklan pastilah ada konsep, gambar, desain, kalau sudah begini sama saja dong dengan kita desain iklannya.
Inilah kesulitan nomor 1 yang aku rasakan dalam proses untuk menjadi seorang CW.
Eh, tapi begini ding kalau mau latihan jadi CW kan bisa juga bikin ceritanya..:)
Ya gak sih??? Sepertinya masalah nomor satu ada solusinya. Then, sekarang kamu bisa latihan bikin cerita. J
*SOLUSI INI KUKETAHUI SAAT AKU BERADA DISEMESTER EMPAT.
Kembali ke semester dua. Aku masih galau dan dihantui rasa cemas berkelanjutan. Mereka membuatku tertekan. Mereka siapa? Banyaklah. Ambisiku, orang tua, idealisku, dan kerabat2nya. Mereka menjadi hantu yang membayangiku. Membuatku takut dan gila. Ketakutan2 yang hanya menghalangiku untuk melompat lebih tinggi. Tanya yang tak jua terjawab semakin membuatku pesimis. Tanya itu, misalnya saja. aku bertanya pada dosen pembimbing “pak, aku ingin jadi CW bagaimana jalannya, aku harus belajar apa? Apa yang mesti kuketahui? Aku harus buat apa untuk portofolio? Karena aku tahu portofoliolah yang menjadi modal untuk mengantarkanku kegerbang pengabdian di dunia iklan. Cuma fortofolio kan menjadi alat untuk mengetahui kemampuan seseorang??? And then, kemanakah orang2 galau sepertiku ini harusnya berlabuh???
Itu yang terjadi disemester dua. Sempat aku bertanya pada mereka yang telah menjadi CW namun jawaban mereka tak mampu memuaskan hasrat keingintahuanku. Aku semakin bimbang.
Repot ya, udah tau mau ke Jakarta tapi bingung mau lewat mana...
***
Selamat datang semester tiga. aku menjadi penghianat disemester ini. aku jatuh cinta pada fotografi, dan ia terbawa hingga kini. Fotografer iklan, ia masuk dalam divisi produksi, padahal orang iklan itu ya yang mencetuskan ide. Tapi hati tak dapat disetir, rasa cinta berjalan dan mengalir begitu saja. aku benar-benar jatuh cinta pada foto. Aku suka memotret, tapi setelah aku berkenalan dengannya aku lihat banyak sekali hambatan, rintangan dan cobaan. Aku berjalan menyusuri tapak demi tapak kehidupan, mengumpulkan keping demi keping arti dunia foto, menentukan jati diri demi pengabdian masa depan. Aku belajar apa itu foto, aku bertanya pada mbah google. Aku membaca tulisan2 tentang fotografi, aku melihat objek2 yang menarik, melatih mataku untuk melihat. Dan aku memotret. Aku tak punya kamera DSLR yang kini diagung2kan oleh para fotografer. Ah, tapi satu hukum yang selalu kuingat. “man behind the gun”. Karya foto tidak tergantung pada alat namun pada operatornya. Pernyataan ini benar tapi tak dapat dipungkiri kesalahannya. Bagiku sendiri, fotografi akan menjadi lebih indah jika yang memotret adalah orang berilmu dan alat yang digunakanpun mendukung. Right???
Ya, intinya disemester ini aku sangat cinta pada foto. Aku tahu mana yang mesti kupelajari, dan aku sudah bisa menentukan kemana akan melangkah. Namun seperti yang sudah2 aku tak tahu ke Sumatra harus melewati jalan apa.  
***
Semester empat telah berjalan satu bulan. Aku kembali berminat untuk menjadi seorang copywriter. Karena aku suka menulis, dan memang disanalah takdirku. Bukan difotografi. Tapi mimpi itu terlelap dalam ranjangnya, dan sesekali kuelus2 kepalanya. Ya, cintaku pada foto tak luntur, namun aku hanya menduakanmu. Maafkan daku foto. Karena ini masalah waktu, aku harus fokus pada satu tujuan. Biar gak keteteran gitoooo...
Sudah kutemukan takdir itu,aku tahu kemana harus melangkah. Jalan itu masih mencoba kutelusuri. Aku masih mempersiapkan modal untuk mendalami ilmu agar aku bisa melihatmu wahai makhluk gaib yang selama ini menghantui jiwaku. J

0 komentar:

Posting Komentar

Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.