“Romantic Tunes 4 bintang tamunya Sheila on 7
sama The Rain” katanya
“Serius?” tanyaku
Kaget, senang, dan tidak percaya, itulah yang
kurasakan saat aku mendengar berita itu. Beberapa saat kemudian, kulihat poster
konser ini dan ketidakpercaanku pun hilang dalam sekejap. Tawa dan wajah
sumringah mewarnai pagi itu ~
Sungguh senang kiranya hati ini. Sebuah mimpi
yang dulu hanya kusimpan dalam batin kini akan segera terwujud. Telah lama aku
menginginkan untuk menyaksikan penampilan kedua band idolaku dalam satu pentas
di acara Romantic Tunes. Dahulu, setiap kali ada vote guest star di akun IG @secre_creative aku selalu mengusulkan
nama Sheila on 7 dan The Rain. Entah hal apa yang membuat pihak Secre akhirnya
mewujudkan keinginanku ini. Rasa syukur pun tak henti kuucap terus-menerus. (Untuk siapapapun panitia – yang mungkin
baca tulisanku ini – aku secara pribadi ingin mengucapkan rasa terima kasihku,
terima kasih sudah mau mengundang Sheila on 7 dan The Rain di acara kalian)
Seperti biasa, untuk menonton konser ini aku
harus membeli tiket. Tiket presale 1 dibuka tanggal 4 Januari. Tidak seperti
konser tahun-tahun sebelumnya, kali ini aku sudah berniat untuk tidak mau
direpotkan alias dititipi tiket oleh teman-teman. Alasannya satu : aku ingin
datang lebih awal untuk menyaksikan The Rain! Intinya, aku gak mau telat masuk
venue gara-gara ngurusi tiket. Jadi, kuputuskan untuk membeli dua tiket saja. :)
Januari berjalan begitu lambat. Terlalu lama
untuk berganti Februari. Hari demi hari terus kuhitung, semakin kuhitung terasa
semakin lama. Meski terasa lambat, aku tak punya pilihan lain selain menunggu. Dan
ketika kalender memasuki bulan Februari rasanya melegakan. Akhirnya Januari
yang menggelisahkan itu menjadi kenangan, berganti Februari yang kuharap akan
manis dan meninggalkan kesan indah.
~
Hari yang dinantikan itu datang. Sabtu Pon, 17
Februari 2018. Jogja terasa sangat panas di hari ini. Panas yang membuatku
malas untuk keluar di terik siang. Panas itu pulalah yang membuatku tak mau
menukar tiket siang hari. Aku memilih untuk datang ketika fajar tak lagi
menampakkan cahayanya. Ya, aku berangkat jam 17.00 dari kos. Sampai di lokasi
suasana sudah ramai. Aku terjebak macet di parkiran dan tiket belum kutukar.
Dengan segera aku mendatangi loket penukaran tiket dan taraaaaammmm... antrean
sangat panjaaaaang bahkan sampai hampir keluar gerbang. “Gila saja jika harus ikut mengantre sepanjang ini”
batinku. Jadi aku memutuskan untuk pergi makan dan
kembali ketika antrean sudah sepi. Saat itu aku cukup beruntung karena bertemu
dengan kawanku Anis yang juga mau
menukarkan tiket. Karena aku cukup cerdas jadi kutitipkan tiket pada Anis untuk
ditukarkan. Sementara aku pergi ke angkringan untuk memadamkan kelaparan. Makasi
ya, Nis sudah mau menukarkan tiketku. :*
Setelah makan, aku menuju pintu masuk GOR UNY.
Sungguh sangat disayangkan, dari luar terdengar The Rain sudah melantunkan Gagal Bersembunyi padahal aku
belum masuk lokasi. Tak ingin ketinggalan lagu lebih banyak lagi, aku berlari
agar segera bertemu Anis untuk mengambil tiket.Hap! Tiket sudah kudapat.
Setelah drama tiket usai, kini aku harus melanjutkan perjuangan untuk mengantre
masuk. Antrean pun tak kalah panjang. Namun syukurlah, lagi-lagi aku beruntung.
Kulihat dua kawanku bernama Gita dan Sinta - anggota Sheilagank Solo Pandawa
Lima - yang sudah mengantre sampai
depan. Aku pun memanfaatkan situasi ini dengan menyelinap di antara mereka.
ahaa... bisa masuk lebih cepat kan? Yes!!!
Aku sudah di dalam GOR. Mas Indra terus
menyanyi tanpa memperdulikan aku yang ngos-ngosan gara-gara berlari demi
melihat penampilannya, sebuah penampilan yang sudah lama kunantikan. Gagal Bersembunyi berakhir disambung Berkunjung Ke Kotamu. “Mas, aku hafal
lagu-lagumu!” Meski aku seorang sheilagank sejak dalam kandungan, aku juga banyak hafal
lagu The Rain. Band yang kukenal ketika hatiku sedang remuk-remuknya dulu.
Hingga sekarang pun aku masih menyukai band yang beranggotakan empat pria-pria
kece ini.
Rasanya begitu senang, sangat senang. Satu
persatu lagu kunyanyikan bersama para penonton meramaikan GOR UNY malam itu. Usai
Berkunjung Ke Kotamu, The Rain
memberikan intro Terlalu Indah lalu
disambung Terima Kasih Karena Kau
Mencintaiku. Selesai menyayikan lagu ke-4, sang vokalis bercerita sebentar.
Mas Indra memberitahukan kepada ribuan penonton bahwa putra pertamanya baru
saja terlahir ke dunia yang indah ini, saat ia sedang di atas panggung. Sontak tepuk
tangan dan sorak penonton mengiringi perasaan haru Mas Indra.Konser ini pun
menjadi konser yang paling berkesan bagi Mas Indra – bagiku juga, Mas. Percayalah.
Aku bahagia bisa menyaksikan penampilan The Rain dan Sheila On 7 dalam satu
panggung Romantic Tunes 4. Kebahagiaanku pun terasa lengkap karena ada seseorang di sampingku
yang menemaniku menonton konser ini. :p
Tembang terus dilantunkan, lalu sampailah pada Hingga Detik Ini. Lagu yang membuat suasana
mendadak romantis gara-gara cahaya flashlight
penonton menyala di kegelapan. Seperti membentuk gemerlap bintang. Sebuah suasana
nan indah yang aku yakin pasti tak dapat dilupakan oleh siapapun yang datang
malam itu.
Tak terasa, waktu berjalan sangat cepat,
sebelas lagu tuntas dibawakan. Ada perasaan sayang akan semuanya. “Jadi ini sudah selesai ya?” aku
membatin. Terasa kurang karena banyak lagu The Rain yang kutahu dan kuhafal
tapi belum dibawakan. Namun apalah daya, aku cuma penonton konser kelas festival
yang cuma membayar 60 ribu rupiah saja. Mana mungkin kehendakku ini terkabul.
Jadi, kurelakan mereka mengakhiri pertunjukan. Sepanjang Jalan Kenangan resmi menutup
penampilan The Rain di Romantic Tunes 4.
Aku terdiam ketika ini berakhir. Ada sesuatu
yang kurasakan dan aku berusaha keras untuk mencari tahu apa itu. CANDU!
Rasa-rasanya ini tepat. Aku kecanduan ingin nonton lagi The Rain manggung.
Rasanya belum puas bernyanyi. Meninggalkan
Cerita Ini, Bulan Sabit, Dengan Sederhana, Jangan Pergi, Masih Mampu
Menemanimu, dan Jabat Erat belum pernah kudengar secara live. Mas Indra,
kalau Mas Indra baca tulisan ini tolong lagu-lagu itu dibawain pas konser di
Jogja. Liriknya nyata, Mas!! Beneran, aku gak bohong! :(
Baiklah. The Rain selesai, giliran Sheila on 7
menunjukan aksi yang tak kalah keren. Menyelamatkanmu menjadi pembuka. Lagu
yang sangat jarang dibawakan akhirnya menggema di Jogja. Para penonton yang
rata-rata sheilagank tentu sudah hafal di luar kepala menyanyikan lagu ini
dengan lantang. Maaf aku tak menghitung berapa banyak lagu sheila on 7 yang
dibawakan, tapi aku ingat mereka membawakan Film Favorit. Lagu yang baru
sebulan rilis tapi coverannya sudah banyak dan sheilagank hafal!
Kami bernyanyi, jingkrak-jingkrak, melupakan
sejenak penat, karena kami datang ke sini untuk bersenang-senang. Waktu sudah
menunjukkan pukul sebelas malam. Song list sheila on 7 sudah tuntas dibawakan
semua. Artinya, pertunjukan selesai! Mungkin
diriku masih ingin bersama kalian, mungkin jiwaku masih haus sanjungan
kalian.....
17 Februari telah sampai ujung, benar-benar harus
berganti menjadi 18. Pergantian hari itu juga menandai bahwa mimpiku telah
menjadi nyata dan meninggalkan cerita. Cerita menyenangkan yang sedang berusaha
kuingat dan kutulis di sini. Hari-hari terus bergulir, namun kenangan 17
Februari masih membayang.
Terima kasih untuk
semuanya. Panitia @secre_creative (mimin yang hingga detik ini tak kuketahui
identitasnya – yang terus menagih tulisanku ini - Tuntas ya, Min. Plis jangan terror
aku. Hahaha, bercanda), untuk The Rain dan Sheila on 7 terima kasih untuk karya-karya
kalian yang begitu nyata menemani hari-hariku, terima kasih untuk para
sheilagank yang sudah datang dari berbagai penjuru kota, Sheilagank 7 Jatim, bulek Uul : ciyee, sekarang udah nggak ketinggalan kereta lagi, Linda & Patrick, Pak Gofur : untung koe ra nonton mbi aku, cumpleng, Pak. Suaramu koyo kaleng. Masrur senang bisa bertemu lagi, jauh-jauh terbang dari Jakarta demi ketemu anak-anak dan ngonser, Mas Aqni : jauh-jauh dari Gresik, motoran 9 jam, seneng & nggak nyangka bisa ketemu lagi. Temen-temen SG Solo Pandawa 5, Udin pipiku sakit mbok cubit, Mas Prima aku puas banget njiwiti koe, Mas. Yang jauh dari Wonosobo Mas Firman makasi caricanya enak dan nagih. Fajar : sorry tak jiwit lagi. Sheilagank Compass Semarang Mas Dadang, Afdi. Sheilagank Magelang, Arifin yang selalu telat nyariin, konser bubar lagi whatsapp. Temen-temen DDSG Wawan, Joko, Cungkring, Cipto, Ian, Ikhsan. Sheilagank dari manapun yang nggak kesebut, maaf. Makasi udah sempet berjabat tangan, berhahahihi, berfoto, aku
masih sayang kalian. Untuk kamu, Mas, terima kasih sudah membawakanku banyak
makanan, hahaha. Juga terima kasih kepada para pembaca. “Senang Bisa Bertemu”
Yogyakarta. Jumat, 9
Maret 2018. 12 : 21 PM