Hati dan Kata Hati

Ada banyak kata yang melayang setiap hari. Terbang membumbung ke langit luas begitu bebas. Kata itu kadang berupa kalimat panjang, kadang berupa nasehat, kadang hanya ungkapan kekesalan, kadang kenangan, kadang tentang mimpi yang tak tergapai, kadang tentang masa depan yang tak pasti, kadang soal cinta, kadang tentang tenangnya hidup, dan kadang tentang perasaan. Semuanya muncul begitu saja tanpa kutahu pasti siapa yang memanggilnya. 

Kata itu seolah memang seperti omong kosong. Juga tiba-tiba menghilang dan tak mampu diingat lagi. Ketika satu kata hilang kata yang lain segera menggantikan dengan caranya sendiri.Ya, kata itu ada di hati kita. Itulah suara hati. Ada namun tiada. Nyata namun tak tampak. 

Hati, begitu sering ia bergeming. Begitu sering ia menasehati. Begitu sering ia merasa lelah. Hati terkadang kuat dan terkadang lemah. Namun di saat ia kuat, ia belum tentu mampu menerobos hati lain seperti yang terpikirkan. Pun saat hati lemah belum tentu ia benar-benar jatuh. Hati yang lemah masih menyimpan kekuatannya, hati yang kuat juga masih menyembunyikan kelemahannya. 

Di dalam hati terkadang menjadi pertengkaran. Apakah ini iya atau tidak, benar atau salah. Dan hatimu terus saja berbicara meski tak ada satupun yang mendengar. Kurasa, didengar atau tidak itu bukan perkara penting. Hati akan selalu mengoceh dengan sekehendaknya sendiri. Ia akan selalu demikian dan tak satu setanpun tahu kapan hati berhenti berbicara?

Itulah kata hati dan hati. Kau ingin menambahkannya? Silahkan saja. 

Kita tak sedang berdebat, jadi kau tak perlu setuju atau menentang. Aku juga tak sedang berpidato, jadi kau tak perlu mentah-mentah menelannya. Kita juga tak sedang berdiskusi jadi kau tak perlu susah-susah menyampaikan pikiranmu. Aku juga tak sedang berdakwah, jadi kau tak perlu mempercayai. 

Yogyakarta,  23 Oktober 2016. 
Niken Ayu

Q & A Violin



Hei yaa heiyaaa... anyway, aku lagi dengerin album 07 Des lagu Bapak-bapak saat aku menuliskan cerita ini di balkon kamar kos. Okey, karena beberapa temen dan fans gue bertanya-tanya kenapa sih aku sekarang mainan biola, berikut ini akan aku paparin secara gamblang asal muasal aku bisa memutuskan untuk bermain biola. 

Q : kenapa sih sekarang jadi mainan biola? 

A : hehe, sebenernya aku udah suka sama alat musik yang satu ini sejak lama, hitungah sejak di bangku kuliah. Tapi waktu kuliah, yah namanya juga anak kuliahan, mana sempet buat main biola. Hari-hariku udah disibukin banget sama tugas kuliah dan organisasi. Dari segi waktu emang belom ada waktu dan dari segi dana juga belum mencukupi buat memiliki biola plus bayar guru. 

Q : terus gimana ceritanya bisa mutusin buat main biola? 

A : oke, sekarang ceritanya kan aku udah berpenghasilan yang cukup. Cukup buat bayar kos, makan, dan ada sedikit sisa yang bisa ditabung. Dari kecukupan dana itulah aku memutuskan untuk beli biola dan les. Emang sih rasanya telat, tapi pepatah bijak bilang ‘Gak ada kata terlambat buat belajar’. Aku yang seusia ini harus mulai dari nol banget buat main biola. Lagipula waktuku juga cukup buat belajar. Sepulang kerja aku selalu latihan dan weekend juga terus latihan. Pokoknya latihan udah kaya makan. Udah jadi kebutuhan. 
Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.