Happy Birthday, Nick.

September itu selalu special, begitulah. Dari tahun ke tahun selalu ada surprise dari orang-orang terdekat. Seperti juga September ini, jika dua tahun kemarin surprise dari anak kentingan kali ini giliran Sheilagank yang beraksi Siapa lagi kalau bukan geng dolan. Haha..

Malam ini, 30 September 2015 geng dolan kembali menyambangi Tombo Ngelak atau bahasa sandinya Tongel. Obrolan kami di grup sempat memanas karena Si Tyas bilang gak bisa ikut karena kerjaan belum kelar, sedang yang lain entah. Satu hal lagi yang menjadi perdebatan yaitu waktu, ada yang minta sore ada pula yang malam. Malas sekali memperdebatkan ini lagi ini lagi. Tapi aku tetap juga nekad. Berapapun orangnya dan jam berapapun tiba kami harus ke Tongel malam itu. “Pantang mundur jika sudah berjanji”.  Situasi semakin gawat, ketika pagi hari aku tahu update kabar dari Yutin bahwa ia dirawat inap di Rumah Sakit karena sakit yang belum diketahui. Rencana pun berubah. Aku, Hooba, Udin, Joko, dan Siwi menjenguk Yutin dulu setelah itu ke Tongel. 

Bukan geng dolan jika tak ada kekonyolan yang terjadi. Jam 5 sore kami ke Rumah Sakit dan betapa bodohnya mendatangi rumah sakit tanpa konfirmasi apakah Yutin masih dirawat atau tidak. Well, sesampainya di rumah sakit aku menelfonnya. Dia bilang “Aku di kos”. Kami pun mendatangi kosnya dengan hanya berbekal ancer-ancer. 

Lega rasanya bisa melihat kondisi sahabatku ini. Badannya panas, suaranya lemas, memprihatinkan. Namun ia merengek minta ikut ke Tongel, meski keadaannya seperti yang telah kupaparkan. Apalah daya hati yang tak tega melihat kawan terbaring sedang kami bersenang-senang. Dengan mengendarai motor pelan-pelan, Yutin kami bawa ke Tongel. Hei, orang sakit diajak dolan ~ kapan sih kita gak konyol geng? 

Kami sampai di Tongel. Mengejutkan itu adalah ketika Masbud, Dar, Yuli padahal mereka tak konfirmasi akan ke Jogja. Aku pun semakin kaget melihat Mumun, Aya, dan Susi (bukan nama sebenarnya) juga nongol di tongel. Tapi tiga serangkai ini segera pamit karena mau nonton Jikustik.
Sejenak kami mengobrol lalu Tyas menarikku ke suatu tempat, dia mencercaku dengan berbagai pertanyaan yang hahaaa… sandiwara apa lagi yang kau buat ini? Aku menjawab apa adanya. Setelah selesai, dia membawaku ke meja kursi kami dan taraaammm… sebuah kue ulang tahun dengan lilin berangka 23 di atasnya ada di hadapanku. Aku terdiam, entah siapa otak dari semua ini. Aku tak perlu tahu juga tak perlu mencari tahu. Namun satu hal yang pasti, siapapun itu aku ucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Kami berfoto, mengabadikan momen istimewa ini. Mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan kami melahap kue itu dengan malu-malu.  

Tak sampai di sini, ternyata mereka belum puas mengerjaiku, ketika akan pulang tiba-tiba krim kue mengenai wajahku. Satu, dua, tiga, cekikreeek. Wajahku penuh dengan krim.
~
Aku juga mendapat tiga kado masing-masing dari Tyas, Ningnong, dan Siwi. Dear Tyas, Ningnong, dan Siwi, terimakasih untuk bingkisannya ini. Apapun isinya akan selalu kuingat dan kujaga. :)

~
Dear Udin, Hooba, Dar, Yuli, Masbud, Tyas, Ningnong, Yutin, Siwi, Aya, Susi, Joko, Yutin, dan Murni. Terimakasih untuk malam ini, terimakasih waktunya, terimakasih surprisenya, terimakasih doanya, terimakasih perhatian dan kasih sayangnya, terimakasiiiiiihhhhhhhhhh. Maaf jika hanya mampu membawa kalian ke Tongel di September ini.  Juga terimakasih untuk teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk sekedar memberi ucapan selamat ulang tahun lewat facebook, sms, WA, dan inbox. Terimakasih untuk doanya, semoga terkabul dan semoga kalian juga selalu dalam lindunganNya, semoga sukses dan sehat selalu. Semoga aku tak lupa pada kalian, orang-orang yang menyayangiku.

*Sorry, fotonya gue gak sempet insert. Bukan sok sibuk tapi emang beneran sibuk. Percaya enggak terserah situ. Yaudah nikmatin aja deh ini teks tanpa foto. :p

Salam.

Yk, 30 September 2015. NA.

Finally, Misi Dolan ke Ilmondo Terlaksana

Februari lalu, pada suatu malam gelap, bintang pun tiada yang berani menampakkan ujudnya, dengan iringan suara kendaraan di kota Jogja yang bising ditambah suara-suara tawa, cerita, teriakan manusia-manusia yang haus akan hiburan, di sanalah kami juga sedang bercengkerama. Yap, tepatnya 0 km Malioboro. Sebuah public space yang cukup tersohor hingga seantero jagat raya. Merangkai khayalan membuat janji, "kapan-kapan kita ke Ilmondo". Itulah janji yang tercetuskan oleh kami (aku, Udin, dan Mbak Atin). Pada malam itu, sebuah keyakinan dan janji pun terukir sudah. Kami merencanakan bulan April atau Mei akan mengunjungi rumah Pizza milik idola kami, Duta Sheila on 7. Yap, namun sayang. Terlalu banyak lika-liku yang kami lalui untuk mewujudkan itu semua, seperti Udin yang tiba-tiba harus dipindahkerjakan ke habitat asal (Solo), Mbak Atin dan aku yang semakin sibuk, hingga kami belum menemukan waktu yang tepat untuk ke Ilmondo. 

anak-anak sheilagank manis


Here we are, sheilagank.  
Waktu yang ditentukan pun datang, 02 September 2015. Misi kami terlaksana. Melalui sebuah obrolan di WhatsApp, kami berencana untuk ke Ilmondo pada hari Rabu. Aku mengiyakan, Udin mengusahakan, dan Mbak Atin pun setuju. Masih ada Hooba, Mumun, Tyas, Joko (yang datang tak diundang- karena emang gak cetak undangan- pulang minta diantar-idiiiiih manja banget deh), Ningnong ning gung, dan Codot & Susi (bukan nama sebenarnya) yang tiba-tiba nongol mengejutkan kami. Suasana pun semakin pecah dan ramai. Malam ini, menjadi malam yang cukup ceria untuk bulan September yang seharusnya memang ceria. 

Terlalu banyak kegilaan malam ini, melepaskan sejenak semua beban kehidupan. Menikmati sedikit demi sedikit minuman dalam gelas masing-masing, potong demi potong pizza yang telah dipilih dengan cara "pakpaktung", menanggapi canda dengan tawa... Hmm, ya... tiada kata yang paling indah selain "alhamdulilah". 

Waktu sudah pagi pukul 0:31 WIB ketika aku mengetik tulisan ini. . Cukuplah aku mengomel??? 
Terimakasih untuk semua, semoga kita masih bisa berjumpa lain kesempatan. :)





Niken Ayu. Diberdayakan oleh Blogger.