Malam ini, 30 September 2015 geng
dolan kembali menyambangi Tombo Ngelak atau bahasa sandinya Tongel. Obrolan
kami di grup sempat memanas karena Si Tyas bilang gak bisa ikut karena kerjaan
belum kelar, sedang yang lain entah. Satu hal lagi yang menjadi perdebatan
yaitu waktu, ada yang minta sore ada pula yang malam. Malas sekali
memperdebatkan ini lagi ini lagi. Tapi aku tetap juga nekad. Berapapun orangnya
dan jam berapapun tiba kami harus ke Tongel malam itu. “Pantang mundur jika
sudah berjanji”. Situasi semakin gawat,
ketika pagi hari aku tahu update kabar dari Yutin bahwa ia dirawat inap di
Rumah Sakit karena sakit yang belum diketahui. Rencana pun berubah. Aku, Hooba,
Udin, Joko, dan Siwi menjenguk Yutin dulu setelah itu ke Tongel.
Bukan geng dolan jika tak ada kekonyolan
yang terjadi. Jam 5 sore kami ke Rumah Sakit dan betapa bodohnya mendatangi
rumah sakit tanpa konfirmasi apakah Yutin masih dirawat atau tidak. Well,
sesampainya di rumah sakit aku menelfonnya. Dia bilang “Aku di kos”. Kami pun
mendatangi kosnya dengan hanya berbekal ancer-ancer.
Lega rasanya bisa melihat kondisi
sahabatku ini. Badannya panas, suaranya lemas, memprihatinkan. Namun ia
merengek minta ikut ke Tongel, meski keadaannya seperti yang telah kupaparkan.
Apalah daya hati yang tak tega melihat kawan terbaring sedang kami
bersenang-senang. Dengan mengendarai motor pelan-pelan, Yutin kami bawa ke
Tongel. Hei, orang sakit diajak dolan ~ kapan sih kita gak konyol geng?
Kami sampai di Tongel.
Mengejutkan itu adalah ketika Masbud, Dar, Yuli padahal mereka tak konfirmasi
akan ke Jogja. Aku pun semakin kaget melihat Mumun, Aya, dan Susi (bukan nama
sebenarnya) juga nongol di tongel. Tapi tiga serangkai ini segera pamit karena
mau nonton Jikustik.
Sejenak kami mengobrol lalu Tyas
menarikku ke suatu tempat, dia mencercaku dengan berbagai pertanyaan yang
hahaaa… sandiwara apa lagi yang kau buat ini? Aku menjawab apa adanya. Setelah
selesai, dia membawaku ke meja kursi kami dan taraaammm… sebuah kue ulang tahun
dengan lilin berangka 23 di atasnya ada di hadapanku. Aku terdiam, entah siapa
otak dari semua ini. Aku tak perlu tahu juga tak perlu mencari tahu. Namun satu
hal yang pasti, siapapun itu aku ucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Kami
berfoto, mengabadikan momen istimewa ini. Mereka menyanyikan lagu ulang tahun
dan kami melahap kue itu dengan malu-malu.
Tak sampai di sini, ternyata
mereka belum puas mengerjaiku, ketika akan pulang tiba-tiba krim kue mengenai
wajahku. Satu, dua, tiga, cekikreeek. Wajahku penuh dengan krim.
~
Aku juga mendapat tiga kado
masing-masing dari Tyas, Ningnong, dan Siwi. Dear Tyas,
Ningnong, dan Siwi, terimakasih untuk bingkisannya ini. Apapun isinya akan
selalu kuingat dan kujaga. :)
~
~
Dear Udin, Hooba, Dar, Yuli, Masbud,
Tyas, Ningnong, Yutin, Siwi, Aya, Susi, Joko, Yutin, dan Murni. Terimakasih
untuk malam ini, terimakasih waktunya, terimakasih surprisenya, terimakasih
doanya, terimakasih perhatian dan kasih sayangnya, terimakasiiiiiihhhhhhhhhh.
Maaf jika hanya mampu membawa kalian ke Tongel di September ini. Juga terimakasih untuk teman-teman yang telah
meluangkan waktunya untuk sekedar memberi ucapan selamat ulang tahun lewat
facebook, sms, WA, dan inbox. Terimakasih untuk doanya, semoga terkabul dan
semoga kalian juga selalu dalam lindunganNya, semoga sukses dan sehat selalu.
Semoga aku tak lupa pada kalian, orang-orang yang menyayangiku.
*Sorry, fotonya gue gak sempet insert. Bukan sok sibuk tapi emang beneran sibuk. Percaya enggak terserah situ. Yaudah nikmatin aja deh ini teks tanpa foto. :p
Salam.
Yk, 30 September 2015. NA.